Muda, ya masih muda. Generasi muda, calon pemimpin masa depan.
Semangat baja, nan membara tiada gentar dalam setiap perkara, memburu, menyerbu
dan maju. Dalam sebuah pertempuran melawan penjajahan semangat juang pemuda
tidak dapat dinafikan dari perjuangan-perjuangan melawan penjajahan di
Indonesia. Dan kini suara-sauara mereka masih bersiap menggebrak tampuk
pimpinan yang melarat ini. Melarat moral akibat korupsi dan dekadensi
besar-besaran karena pengaruh globalisasi.
Wahai kaum muda, sungguh pun kau adalah pahlawan. Tanpa
kau sadari kau adalah pahlawan dibalik lengsernya presiden yang selama 32 tahun
memimpin negeri ini, pahlawan dibalik turunnya harga BBM dan pahlwan mengentaskan negeri ini dari keterpurukannya di masa jayamu
nanti.
Pergantian peradaban
dari era orde baru hingga menjadi era reformasi itu juga campur tanganmu.
Demokrasi engkau aplikasikan dalam menyuarakan suara hati rakyat. Suaramu yang
kritis dan nylekit (menyayat hati) sampai kepada memerahnya
kuping pemerintah mendengarkanmu. Tindakanmu yang anarkis, bukan semata karena
kau egois. Dalam hati kalian menangis, menangisi kenapa seperti ini dan harus
sampai kapan akan berakhir penderitaan ini. Dan itulah wujud pemberontakan
positif kalian mengkritisi
dan merubah peradaban pemerintahan negeri ini.
Berbagai kompetisi
di era globalisasi ini menuntut kalian untuk memaksimalkan potensi.
Potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT sejak kalian lahir ke dunia ini. di
era globalisasi kalian dituntut untuk dapat bersang dan berlomba-lomba menjadi
yang terbaik. Terbaik dalam segala bidang dari segi kehidupan yang megglobal
atau mendunia. Sekarang dunia bagaikan dalam genggaman, kau dapat menapaki satu
negeri dengan negeri yang lain dengan sarana transportasi modern yang telah
ada, kau dapat mengetahui keadaan negara lain melalui internet dan dapat
mengemukakan gagasan-gagasan brilian melalui tulisan baik di media cetak maupun
di blog.
Wahai pemuda calon tampuk
pimpinan umat nanti. Dalam hadits Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki
dan muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Bar) . Sudahkah kalian memaknai hadits
ini ? Sudahkah kalian memaknai hakikat kalia belajar dan sekolah? Dan jika
dijawab pasti sebagaia besar belum. Realitanya kalia berangkat sekolah dengan
malas-malasan, dan hanya belajar ketika akan ujian. Benar bukan? Dan tentu saja
jawabannya “YA”.
Menuntut ilmu sebagai bekal dalam meraih kehidupan di dunia maupun
akhirat. Segala sesuatu membutuhkan ilmu dalam pegamalannnya. Jika sesuatu yang
tidak berdasarkan ilmu tu berarti dinamakan aji pengawuran, dan hasilya pasti
ngawur alias ambur adul. Dari sini akan terlihat bahwa ilmu sangat berperan
penting dalam berbagi segi kehidupan. Mulai dari seorang dokter dalam melakukan
pekerjaannya sebagi dokter tentu saja akan menggunakan ilmu yang dia peroleh
dari sekolah kedokterannya dulu, begitu juga guru dalam mengajar juga
menerapkan cara-cara mengajar yang baik sesuai dengan ilmu pendidikan yang dia
peroleh dahulu ketika kuliah.
Kembali kepada realita bahwa belajar hanya ketika akan ujian.
Apakah kalau tidak ada ujian tidak belajar? Ini adalah budaya yang tidak baik
bagi kesehatan. Kenapa kesehatan? Yang dimaksud di sini adalah kesehatan
mental. Bagaimana tidak ? Dengan tidak belajar sebentar saja kita bisa memupuk
rasa malas itu bercokol dalam diri kita dan mengendap untuk wakktu yang lama
sehingga ketika kita kembali untuk belajar saat akan ujian kemalasan itu akan
kembali meyeruak dalam diri sehingga belajar pun tidak jadi. Keesokan harinya
mencontek atau tanya kepada teman tentang jawaban ujian. Betapa mengerikan jika
rasa malas itu dipelihara dlam diri setiap generasi muda. Padahal di era
globalisasi ini setiap pemuda dituntut untuk bersaing, berkompetisi dan
berprestasi. Mengembangkan potensi diri untuk meraih prestasi, berlomba-lomba
dalam hal kebaikan (fastabiqul khairot).
Fastabiqul khairot, dalam yang berarti berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Dalam al Qur’an surat al baqarah
disebutkan bahwa
9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír
uqèd $pkÏj9uqãB
( (#qà)Î7tFó$$sù
ÏNºuöyø9$# 4 tûøïr&
$tB (#qçRqä3s?
ÏNù't ãNä3Î/
ª!$# $·èÏJy_
4 ¨bÎ)
©!$# 4n?tã
Èe@ä. &äóÓx«
ÖÏs% ÇÊÍÑÈ
Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)
kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sebagai kaum muda yang gagah
berani, tangguh dan bersahaja. Itulah masa dimana kamu dan seluruh badanmu memiliki kekuatan fisik yang kuat, sebelum
datang masa tuamu. Di masa ini lah kamu dapat memberikan cahaya terang kepada
seluruh umat dengan aksi dakwahmu. Berlomba-lomba dalam hal kebaikan untuk
menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Sebagai
generasi muda yang diharapkan sebagi penerus generasi pempinan negeri ini maka
sudah seharusnya kita rajin belajar dan memperdalam ilmu sebagai modal untuk
berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
Hadits nabi telah mewajibkan setiap manusia baik laki-laki maupun
perempuan untuk menuntut ilmu. Dengan modal ilmu yang kita milki kita dapat
bersaing dalam hal kebaikan untuk memajukan negeri ini. Mengentaskan kemiskinan
dan mensejahterakan rakyat di kemudian hari. Kontribusi kaum muda bagi bangsa
sangat diharapkan. Bangsa yang maju adalah bangsa yang berdaya juang tiggi,
siapa lagi yang berdaya juang tinggi jika bukan para pemudanya alam menempuh
studinya dengan keseriusan higga mampu mengangkat martabat negerinya sejajar
dengan bangsa lain.
Bila kembali menengok kepada sejarah perjuangan bangsa Indonesia
dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Perjuangan demi perjuangan
tidak lepas dari peran para cendekiawan muda, kaum terpelajar dan generasi tua
sebagi penyokong dan pendukung semangat-semngat pemuda untuk merdeka.
Perjuangan yang dulunya dengan senjata beralih dengan diplomasi, dimana
diplomasi adalah sebagai implementasi daripada ilmu bermusyawarah tanpa
kekerasan. Dan pada akhirnya perjuangan dengan ilmu inilah yang mampu
mengantarkan bagsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerekaannya.
Kaum muda merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Yang muda yag
bermanfaat bagi agama , nusa dan bangsa. Dengan semangat fastabiqul khairat
para pemuda harus memupuk rasa menghargai ilmu, tidak malas belajar dan
bersemangat dalam berbagi segi kehidupan. Memampukan diri dengan belajar dengan
tekun, belajar merupakan modal untuk bisa berkompetisi dan berprestasi. Karena
bagaimana pun pemuda merupkan semangat-semngat baru yang selalu diharapkan
kontribusinya bagi kemajuan bangsa dan negara. Menegakan kebenaran dan mencegah
kemunkaran yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Yang muda yang fastabiqul khairat, yang muda yang
berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Kebaikan menyuarakan suara hati rakyat,
kebaikan memantu sesama, mencegah dan mengkritisi pemernitahan yang tidak
sesuai dengan hati dan nurani rakyat dan menegakan syariat agama yang harus
dijunjung tinggi. Sehingga globalisasi dan tuntutan kompetisi itu menggugah
jiwa-jiwa muda untuk berjibaku dan bermafaat bagi kehidupan sehingga
tercapailah bangsa yang maju dan berdedikasi.
No comments:
Post a Comment