Sunday, 24 May 2015

“PEMUDA SANG PEJUANG BANGSA”

Muda, ya masih muda. Generasi muda, calon pemimpin masa depan. Semangat baja, nan membara tiada gentar dalam setiap perkara, memburu, menyerbu dan maju. Dalam sebuah pertempuran melawan penjajahan semangat juang pemuda tidak dapat dinafikan dari perjuangan-perjuangan melawan penjajahan di Indonesia. Dan kini suara-sauara mereka masih bersiap menggebrak tampuk pimpinan yang melarat ini. Melarat moral akibat korupsi dan dekadensi besar-besaran karena pengaruh globalisasi.
            Wahai kaum  muda, sungguh pun kau adalah pahlawan. Tanpa kau sadari kau adalah pahlawan dibalik lengsernya presiden yang selama 32 tahun memimpin negeri ini, pahlawan dibalik turunnya harga BBM dan pahlwan  mengentaskan negeri  ini dari keterpurukannya di masa jayamu nanti.
            Pergantian peradaban dari era orde baru hingga menjadi era reformasi itu juga campur tanganmu. Demokrasi engkau aplikasikan dalam menyuarakan suara hati rakyat. Suaramu yang kritis dan nylekit (menyayat hati) sampai kepada memerahnya kuping pemerintah mendengarkanmu. Tindakanmu yang anarkis, bukan semata karena kau egois. Dalam hati kalian menangis, menangisi kenapa seperti ini dan harus sampai kapan akan berakhir penderitaan ini. Dan itulah wujud pemberontakan positif  kalian  mengkritisi  dan merubah  peradaban  pemerintahan negeri ini.
            Berbagai kompetisi di era globalisasi ini menuntut kalian untuk memaksimalkan potensi. Potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT sejak kalian lahir ke dunia ini. di era globalisasi kalian dituntut untuk dapat bersang dan berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Terbaik dalam segala bidang dari segi kehidupan yang megglobal atau mendunia. Sekarang dunia bagaikan dalam genggaman, kau dapat menapaki satu negeri dengan negeri yang lain dengan sarana transportasi modern yang telah ada, kau dapat mengetahui keadaan negara lain melalui internet dan dapat mengemukakan gagasan-gagasan brilian melalui tulisan baik di media cetak maupun di blog.
Wahai pemuda calon  tampuk pimpinan umat nanti.  Dalam hadits Nabi Muhammad SAW bersabda, “Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Bar) . Sudahkah kalian memaknai hadits ini ? Sudahkah kalian memaknai hakikat kalia belajar dan sekolah? Dan jika dijawab pasti sebagaia besar belum. Realitanya kalia berangkat sekolah dengan malas-malasan, dan hanya belajar ketika akan ujian. Benar bukan? Dan tentu saja jawabannya “YA”.
Menuntut ilmu sebagai bekal dalam meraih kehidupan di dunia maupun akhirat. Segala sesuatu membutuhkan ilmu dalam pegamalannnya. Jika sesuatu yang tidak berdasarkan ilmu tu berarti dinamakan aji pengawuran, dan hasilya pasti ngawur alias ambur adul. Dari sini akan terlihat bahwa ilmu sangat berperan penting dalam berbagi segi kehidupan. Mulai dari seorang dokter dalam melakukan pekerjaannya sebagi dokter tentu saja akan menggunakan ilmu yang dia peroleh dari sekolah kedokterannya dulu, begitu juga guru dalam mengajar juga menerapkan cara-cara mengajar yang baik sesuai dengan ilmu pendidikan yang dia peroleh dahulu ketika kuliah.
Kembali kepada realita bahwa belajar hanya ketika akan ujian. Apakah kalau tidak ada ujian tidak belajar? Ini adalah budaya yang tidak baik bagi kesehatan. Kenapa kesehatan? Yang dimaksud di sini adalah kesehatan mental. Bagaimana tidak ? Dengan tidak belajar sebentar saja kita bisa memupuk rasa malas itu bercokol dalam diri kita dan mengendap untuk wakktu yang lama sehingga ketika kita kembali untuk belajar saat akan ujian kemalasan itu akan kembali meyeruak dalam diri sehingga belajar pun tidak jadi. Keesokan harinya mencontek atau tanya kepada teman tentang jawaban ujian. Betapa mengerikan jika rasa malas itu dipelihara dlam diri setiap generasi muda. Padahal di era globalisasi ini setiap pemuda dituntut untuk bersaing, berkompetisi dan berprestasi. Mengembangkan potensi diri untuk meraih prestasi, berlomba-lomba dalam hal kebaikan (fastabiqul khairot).
Fastabiqul khairot, dalam  yang berarti berlomba-lomba dalam  hal kebaikan. Dalam al Qur’an surat al baqarah disebutkan bahwa

9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkŽÏj9uqãB ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuŽöyø9$# 4 tûøïr& $tB (#qçRqä3s? ÏNù'tƒ ãNä3Î/ ª!$# $·èŠÏJy_ 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÊÍÑÈ  
Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
 Sebagai kaum muda yang gagah berani, tangguh dan bersahaja. Itulah masa dimana kamu dan seluruh badanmu  memiliki kekuatan fisik yang kuat, sebelum datang masa tuamu. Di masa ini lah kamu dapat memberikan cahaya terang kepada seluruh umat dengan aksi dakwahmu. Berlomba-lomba dalam hal kebaikan untuk menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Sebagai generasi muda yang diharapkan sebagi penerus generasi pempinan negeri ini maka sudah seharusnya kita rajin belajar dan memperdalam ilmu sebagai modal untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
Hadits nabi telah mewajibkan setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu. Dengan modal ilmu yang kita milki kita dapat bersaing dalam hal kebaikan untuk memajukan negeri ini. Mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan rakyat di kemudian hari. Kontribusi kaum muda bagi bangsa sangat diharapkan. Bangsa yang maju adalah bangsa yang berdaya juang tiggi, siapa lagi yang berdaya juang tinggi jika bukan para pemudanya alam menempuh studinya dengan keseriusan higga mampu mengangkat martabat negerinya sejajar dengan bangsa lain.
Bila kembali menengok kepada sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Perjuangan demi perjuangan tidak lepas dari peran para cendekiawan muda, kaum terpelajar dan generasi tua sebagi penyokong dan pendukung semangat-semngat pemuda untuk merdeka. Perjuangan yang dulunya dengan senjata beralih dengan diplomasi, dimana diplomasi adalah sebagai implementasi daripada ilmu bermusyawarah tanpa kekerasan. Dan pada akhirnya perjuangan dengan ilmu inilah yang mampu mengantarkan bagsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerekaannya.
Kaum muda merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Yang muda yag bermanfaat bagi agama , nusa dan bangsa. Dengan semangat fastabiqul khairat para pemuda harus memupuk rasa menghargai ilmu, tidak malas belajar dan bersemangat dalam berbagi segi kehidupan. Memampukan diri dengan belajar dengan tekun, belajar merupakan modal untuk bisa berkompetisi dan berprestasi. Karena bagaimana pun pemuda merupkan semangat-semngat baru yang selalu diharapkan kontribusinya bagi kemajuan bangsa dan negara. Menegakan kebenaran dan mencegah kemunkaran yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Yang muda yang fastabiqul khairat, yang muda yang berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Kebaikan menyuarakan suara hati rakyat, kebaikan memantu sesama, mencegah dan mengkritisi pemernitahan yang tidak sesuai dengan hati dan nurani rakyat dan menegakan syariat agama yang harus dijunjung tinggi. Sehingga globalisasi dan tuntutan kompetisi itu menggugah jiwa-jiwa muda untuk berjibaku dan bermafaat bagi kehidupan sehingga tercapailah bangsa yang maju dan berdedikasi.

No comments:

Post a Comment