BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Sebagaimana anak itu dilahirkan dari sebuah keluarga, dimana anak itu
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan hidup pertama kali. Orang tua sangat
berperan dalam tumbuh kembang anak dan setiap pembelajaran yang dilakukan anak.
Orang tua senantiasa mendampingi, memfasilitasi dan mengarahkan
anak-anaknya dalam belajar dari kecil hingga dia menjadi dewasa. Anak terkadang
menghadapi kesulitan-kesulitan dalam belajarnya, sehingga terkadang anak
menjadi patah arang dan enggan untuk belajar. Motivasi dari orang tua sangat
diperlukan dalam hal ini. Dengan peran orang tua dalam memberikan motivasi
kepada anaknya, diharapkan mampu untuk menumbuhkan lagi semangat belajar pada
anaknya.
Dalam makalah kami ini, kami hendak memaparkan peran orang tua
dalam rangka menumbuhkan motivasi anaknya untuk belajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian peran orang tua dalam motivasi belajar?
2.
Apakah fungsi motivasi dari orang tua kepada anak?
3.
Bagaimana cara orang tua memotivasi anak untuk belajar?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian peran orang tua dalam motivasi belajar.
2.
Mengetahui fungsi motivasi dari orang tua untuk anak.
3.
Mengetahui dan dapat menerapkan cara memotivasi anak untuk belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Peran Orang Tua dalam
Motivasi Belajar
Untuk
mengawali pembahasan topik peranan orang tua dalam motivasi belajar, terlebih dahulu kami
uraikan pengertian dasar dari topik yang akan kami paparkan.
Menurut Drs. H.
Abu Ahmadi dkk, peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap
caranya individu harus bersikap dan berbuat, dalam situasi tertentu berdasarkan
status dan fungsi sosialnya.[1]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tentang
pengertian orang tua adalah ayah, ibu kandung.[2]Zakiah
Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menulis bahwa orang tua merupakan
pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak
mula-mula menerima pendidikan.[3]
Motivasi
memiliki akar kata dari bahasa Latin, movere yang berarti gerak atau
dorongan untuk bergerak. [4]
Dalam hal ini, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan dorongan
kepada sesorang. Sehingga seseorang yang dimotivasi bisa bergerak atau
termotivasi.
Motivasi menurut beberapa ahli:
1.
Atkinson : motivasi dijelaskan sebagi tendensi seseorang untuk
berbuat yang meningkat guna menghasilkan satu atau lebih pengaruh.
2.
A.W. Bernard : motivasi sebagai fenomena yang dilibatkan dalam
perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau
tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu.
3.
Abraham Maslow : motivasi adalah sesuatu yang bersifat konstan
(tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi, bersifat kompleks, dan hal itu
kebanyakan merupakan karakteristik universal pada setiap kegiatan organisme.
Pengertian belajar menurut beberapa ahli:
a.
H.C Witherington : belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian
ditandai adanya pola sambutan baru yang dapat berupa suatu pengertian.[5]
b.
Arthur J. Gates : belajar adalah perubahan tingkah laku melalui
pengalaman dan latihan.
c.
Melvin H. Max : belajar adalah perubahan yang dialami secara
relatif abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu
tingkah laku sebelumnya.
d.
R.S.Chauhan : belajar adalah membawa perubahan-perubahan yang
dialami secara relatif abadi dalam tingkah laku dari organisme.
Maka, peran orang tua dalam motivasi belajar merupakan pengharapan
orang tua dalam memberikan dorongan kepada anaknya dalam proses belajar atau
perubahan tingkah laku.
B.
Fungsi Motivasi dari Orang tua dalam Belajar
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya,
karena tempat pertama anak dalam memperoleh pendidikan adalah dari keluarganya.
Dalam hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda,“Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan
suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala) (HR. Bukhari).
Menurut Rosulullah SAW, fungsi dan peran orang tua bahkan mampu
untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, bayi yang
dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama
yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung bimbingan, pemeliharaan dan
pengaruh kedua orang tua mereka.[6]
Selain
itu dalam Qs. At Tahrim ayat 6, Allah SWT berfirman :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
(#þqè%
ö/ä3|¡àÿRr&
ö/ä3Î=÷dr&ur
#Y$tR
$ydßqè%ur
â¨$¨Z9$#
äou$yfÏtø:$#ur
$pkön=tæ
îps3Í´¯»n=tB
ÔâxÏî
×#yÏ©
w
tbqÝÁ÷èt
©!$#
!$tB
öNèdttBr&
tbqè=yèøÿtur
$tB
tbrâsD÷sã
ÇÏÈ
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak
mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS. At-Tahrim : 6]
Dari ayat 6
Qs.At Tahrim, orang-orang beriman diseru untuk memelihara diri dari api neraka
yang bahan bakarnya berasal dari manusia dan batu. Dalam hal ini, kaitannya
dengan pendidikan bahwa peran orang tua juga sangat penting dalam mendidik
anak-anaknya, supaya terhindar dari api neraka.
Motivasi yang
merupakan suatu dorongan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya supaya
belajar dengan tekun sangat diperlukan. Karena anak-anak masih memerlukan
arahan dan bantuan dari orang dewasa dalam proses belajarnya.
Motivasi dibagi
menjadi dua, yaitu[7]:
1.
Motivasi Intrinsik ialah motivasi yang berasal dari diri sesorang
itu sendiri, tanpa dirangsang dari luar. Misalnya orang yang gemar membaca,
tidak usah ada yang mendorong, ia akan mencari buku-bukunya sendiri untuk
dibaca.
2.
Motivasi ekstrinsik, motivasi yang datang karena adanya
perangsangan dari luar, seperti seorang mahasiswa rajin belajar karena akan
ujian.
Menurut RBS. Fudyartanto fungsi-fungsi motivasi ada tiga, yaitu:
1. Motif bersifat
mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu.
2. Motif sebagai
penyeleksi tingkah laku individu.
3. Motif
memberikan energi dan menahan tingkah laku individu.
Tanpa adanya motivasi (dorongan) usaha seseorang tidak akan dapat
mencapai hasil yang baik, begitu juga sebaliknya. Demikian juga
dalam mencapai hal belajar, belajar akan lebih baik jika selalu disertai
dengan motivasi yang sungguh-sungguh.
Maka tidaklah mengherankan apabila ada seseorang yang mampu mencapai
prestasi sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi mempunyai peran dan
fungsi yang sangat penting. Di antara fungsi motivasi belajar adalah:
1.
Mendorong manusia untuk bertindak atau berbuat, jadi berfungsi
sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi atau kekuatan
kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2.
Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perbuatan suatu tujuan dan cita-cita.
3.
Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang sesuai guna mencapai tujuan[8]
C.
Cara Memotivasi Anak Untuk
Belajar
Pendidikan untuk anak harus kita lakukan. Proses ini bertujuan
untuk membimbing anak ke arah kedewasaan supaya anak dapat memperoleh
keseimbangan antara perasaan dan akal budaya serta dapat mewujudkan
keseimbangan dalam perbuatannya kelak.[9]
Motivasi sebagai faktor intern (batin) berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin
besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha,
tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan
prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya
lemah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada
pelajaran, suka mengganggu kelas, senang meninggalkan pelajaran, akibatnya
banyak mengalami kesulitan belajar.[10]
Cara memotivasi anak supaya belajar dengan giat adalah dengan
memberikan dorongan-dorongan positif dalam mendidik anak semenjak anak masih
kecil. Menanamkan pentingnya belajar bagi seorang anak semenjak masih masa
kanak-kanak dapat memberikan pengaruh sangat besar bagi anak tersebut dalam
menyikapi arti dan tujuan belajar itu sendiri.
Belajar sebagai perubahan tingkah laku individu ke arah yang lebih
baik mendapatkan perhatian sangat besar bagi perkembangan kehidupan anak.
Dimana anak dari sebelum bisa berjalan hingga bisa berjalan, makan sendiri
hingga mengenakan baju sendiri. Semua kegiatannya tidak terlepas dari kegiatan
belajar, dari tidak bisa menjadi bisa.
Hal-hal yang dapat diajarkan oleh orang tua terhadap anaknya
semenjak kecil diantaranya:
1.
Menumbuhkan keyakinan diri
a.
Mengajarkan agama
Pendidikan agama seharusnya dilakukan orang tua sendiri sedini
mungkin agar anak dapat memperoleh kesempatan untuk membiasakan berprilaku
sebagaimana yang diajarkan orang tuanya. Strategi pendidikan agama yang paling
mudah diserap anak adalah melalui pemberian contoh nyata perilaku-perilaku yang
diajarkan.
b.
Mengajarkan Ke-Tuhanan
Tanamkan pengertian dan pemahaman bahwa segala fenomena alam di
bawah pengaturan Tuhan Yang Maha Kuasa.
c.
Mengajarkan keimanan
Mengajarkan keimanan kepada kitab suci, Rosul, hari kiyamat dan
takdir Allah juga dilakukan sedini mungkin dengan harapan anak mencerna informasi
dari kedua orang tua yang berhubungan dengan rukun iman itu sebelum mencerna
informasi yang menyesatkan.
d.
Mengajarkan nilai moral
Menurut hasil pengamatan dan pengalaman suatu tindakan halus dan
bujukan melalui contoh dan cerita, berakibat lebih baik. Anak tidak merasa
tergores oleh tindakan dari luar yang menyakitkan. Sebaliknya anak akan merasa
senang, nyaman, dan tertarik untuk mengembangkan nilai moral yang diajarkan
melalui tindakan yang halus.
e.
Mengajarkan peribadatan.
Mengajak anak kecil dalam perilaku ibadah akan bermakna positif
bagi anak. Anak melihat sendiri secara langsung tampilan perilaku ibadah yang
dilakukan oleh orang-orang di luar orang tuanya. Hal ini akan memperkuat
pengalaman pribadinya dalam hal peribadatan. Apa lagi anak laki-laki,
pengalaman langsung akan jauh lebih berarti daripada seribu nasihat. Berbeda
dengan anak perempuan, kadang-kadang nasihat sangat diperlukan lebih dominan
daripada melakukan kegiatan secara langsung.
2.
Membentuk kepribadian anak
a.
Mengajarkan kejujuran
Tanamkan pemahaman bahwa tidak ada ruang untuk berlaku bohong. Di
tempat mana pun dan kapan pun Tuhan melihat. Berniat tidak jujur sedikit pun
Tuhan mengerti. Oleh karena itu kita harus berlaku jujur karena Tuhan selalu
mengawasi. “Siapa jujur akan makmur.” “Sapa jujur akeh sedulur”, (bahasa jawa).
Kalimat-kalimat tersebut perlu untuk terus dikumandangkan agar anak benar-benar
mau untuk menerapkannya.
b.
Mengajarkan keberanian
Mengajarkan keberanian kepada anak artinya menanamkan pengertian,
pemahaman dan sikap mental tentang sifat berani. Berani melakukan sesatu yang
sesuai dengan tuntunan agama disertai berani bertanggungjawab. Cara mengajarkan
keberanian dapat dilakukan dengan caramenunjukan contoh-contoh perjuangan yang
memerlukan keberanian, seperti menunjukan betapa beraninya para pahlawan dalam
melawan penjajah, bala tentara Nabi Muhammad yang jumlahnya lebih sedikit dari
kamu kafir tetapi tetap berani berperang, dll.
c.
Mengajarkan kesabaran
Sabar artinya menerima takdir atau nasib yan diberikan oleh Allah
dengan senang hati dan luas dada,tidak menyalahkan siapa pun, terlebih Allah.
Sifat sabar inilah yang harus kita tanamkan pada anak sedini mungkin.
d.
Mengajarkan kesederhanaan.
Hidup tidak bermewah-mewah adalah anjuran agama islam. Nabi
Muhammad SAW tidak mencontohkan perilaku hidup mewah, melainkan sebaliknya.
Cara mengajarkan kesederhanaan yakni salah satunya dengan cara sering-sering
mengajak anak ke tetangga ataupun bermain-main bersama anak tetangga yang hidup
lebih sederhana. Cara seperti inilah kiranya merpukan pembelajaran anak untuk
memahamkan kesederhanaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Peran orang tua dalam motivasi belajar merupakan pengharapan orang
tua dalam memberikan dorongan kepada anaknya dalam proses belajar atau
perubahan tingkah laku.
2.
Fungsi motivasi yakni sebagai penggerak, penunjuk arah dan
penyeleksi perbuatan anak yang diberikan oleh orang tua mereka.
3.
Cara orang tua dalam memotivasi belajar anak adalah dengan
mengajarkan hal-hal yang bersifat esensial yakni menumbuhkan keyakinan diri dan
membentuk kepribadian anak sedari kecil, sehingga motivasi untuk belajar tumbuh
secara sendirinya karena telah dibiasakan sedari kecil.
B.
Saran
1.
Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya,
seyogyanya memberikan motivasi sedari kecil kepada anak-anaknya mengenai
pentingnya belajar.
2.
Pembaca dapat mengambil kemanfaatan dari pemberian motivasi bagi
anak yang dilakukan orang tuanya sehingga di kemudian hari dapat menauladani
hal tersebut
C.
Penutup
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena kami mampu untuk
menyelesaikan makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. dkk. 1991.Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka
Cipta
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar Edisi
Revisi, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Atmaja Prawira, Purwa. 2012. Psikologi Pendidikan dalam
Perspektif Baru.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Daradjat, Zakiah.
dkk.1992. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara
Depdikbud.Kamus
Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
Jalaluddin.
2008. Psikologi Agama.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Marijan. 2012. Metode
Pendidikan Anak.Yogyakarta : Sabda Media.
Purwanto, M. Ngalim. 1995. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rahman Shaleh, Abdul. 2009. Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perpsektif Islam Cet.4. Jakarta : PT Fajar Interprata Offset
[4]Purwa Atmaja
Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media,2012)hlm.319
[7] Abdul Rahman
Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perpsektif Islam Cet.4, (Jakarta
: PT Fajar Interprata Offset,2009)hlm.194
[8] M. Ngalim
Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm.
70-71
[10] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar Edisi Revisi,
(Jakarta : PT Rineka Cipta,2004),hlm.167
No comments:
Post a Comment