BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Learning atau
belajar merupakan aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sebagai
manusia. Dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, tuntutlah ilmu dari
ayunan sampai liang lahat. Dalam hadits tersebut jelas sekali bahwa kita
sebagai manusia sudah diberikan perintah untuk senantiasa menuntut ilmu dari
semenjak lahir hingga sepanjang akhir hayat kita sebagai manusia.
Belajar
dalam perkembangannya mengalami inovasi dan renovasi dalam rangka meningkatkan
efektifitas belajar yang tepat dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan zaman
seperti di era globalisasi seperti saat ini. Seorang tokoh bernama Bobbi De
Porter dalam bukunya membahas mengenai Quantum
Learning. Quantum Learning merupakan terobosan dalam rangka mengembangkan
dan inovasi dalam pembelajaran.
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang
menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya
yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.[1]
Dalam pembahasan makalah kami ini mengenai Quantum Learning,
kami akan mencoba memaparkan mengenai Global Learning dan AMBAK.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah konsep belajar Global Learning?
2.
Bagaimana konsep belajar Global Learning?
3.
Apakah AMBAK itu?
4.
Bagaimanakah konsep AMBAK?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mahasiswa mengetahui hakikat Global Learning.
2.
Mahasiswa dapat menerapkan konsep Global Learning.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui hakikat AMBAK.
4.
Mahasiswa dapat menerapkan konsep AMBAK.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Global
Learning
Global Learning merupakan
cara efektif dan alamiah bagi seseorang untuk mempelajari sesuatu. Hasil
penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip
bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai
fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang
menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan
rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk
belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan
merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping
dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu
diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.[2]
Pada dasarnya semua orang dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang
tinggi, dan semua dibekali Tuhan seperangkat alat yang diperlukan untuk
memuaskannya. Sebagai contoh ketika bayi diberi mainan baru, ia menelitnya
dengan seksama. Ia memasukannya ke dalam mulut untuk mengetahui rasanya. Ia
menggoyangkannya, mengangkatnya, dan memtarkannya perlahan-lahan, sehingga ia
bisa melihat bagaiman setiap sisinya terkena cahaya. Ia menempelkannya di
telinga, menjatuhkannya, ke lantai, dan mengambilnya kembali, membongkar
bagian-bagiannya dan menyelidikinya satu dem satu. Proses belajar dengan
melakukan “penelitian” seperti ini disebut sebagai belajar secara menyeluruh (Global
Learning).[3]
B.
Konsep Global Learning
1.
Perkembangan Kecerdasan
Semua kecerdasan yang lebih tinggi, termasuk intuisi, ada dalam
otak sejak lahir. Dan selama lebih dari
tujuh tahun pertama kehidupan, kecerdasan ini dapat disingkapkan jika dirawat secara
baik. Agar kecerdasan-kecerdasan ini terawat secara baik, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi[4]:
a.
Struktur syaraf bagian bawah yang cukup berkembang agar energi
dapat mengalir pada tingkat yang lebih tinggi.
b.
Anak harus merasa aman secara fisik dan emosional.
c.
Harus ada model untuk memberikan rangsangan yang wajar.
2.
Cara berpikir otak kanan dan otak kiri
Tiga bagian otak juga dibagi menjadi belahan kanan, dan belahan
kiri. Kini kedua belahan ini lebih dikenal sebagai, “otak kanan” dan “otak kiri”.
Eksperimen terhadap dua belahan ini telah menunjukan bahwa masing-masing
belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan mempunyai spesialisasi
dalam kemampua-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan
interaksi antara keduanya.
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear dan
rasional. Walaupun berdasarkan realitasnya ia mampu melakukan penafsiran
abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai dengan tugas-tugas teratur
ekspresi verbal, fakta, fonetik, serta simbolisme.
Cara berpkir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan
holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang
bersiafat non verbal, seperti perasaan, dan emosi kesadaran yang berkenaan
dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni,
kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Kedua belahan otak penting artinya. Ornag yang memanfaatkan kedua
belahan otak ini juga cenderung seimbang dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Belajar menjadi sangat mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk
menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang
dihadapi.
Dari pembahasan mengenai belahan otak kanan dan otak kiri bisa
diketahui bahwa tak satu pun bagian otak ini yang bekerja secara sempurna tanpa
adanya rangsangan atau dorongan dari bagian yang lain. Inilah yang disebut
sebagai cara belajar global (global learning).
Selama masa hidup, kita semua mempunyai kesimpulan-kesimpulan
tentang otak kita dan kekuatannya. Mungkin penampilan yang buruk di sekolah
membuat seseorang menyimpulkan bahwa otaknya tidak sebaik otak siswa-siswa lain
yang selalu mendapat nilai baik. Atau ia memutuskan bahwa otaknya cocok dalam
beberapa hal, tetapi tidak untuk hal-hal lainnya. Atau mungkin dia baru
menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak akan pernah bisa dipelajarinya
karena dia tidak punya kemampuan untuk itu. Semua kesimpulan ini atut
disesalkan, dan mungkin saja salah.
Dari pembelajaran Global Learning ini dapat kami ambil
kesimpulan bahwa kecerdasan seseorang mengalami peningkatan yang signifikan
dari semenjak kecil dengan menggunakan pemikiran layaknya spons yang menyerap
apa saja di sekitarnya, hingga cara berpikir otak kanan dan kiri yang saling
bersinergi maka belajar secara menyeluruh atau Global Learning sudah
seharusnya diperhatikan oleh peserta didik dalam dunia pendidikan.
C.
Pengertian AMBAK
AMBAK adalah singkatan dari “Apa Manfaatnya BagiKu”. Sebelum
seseorang melakukan beberapa aktivitas belajar konsep Quantum Learning menyarankan
untuk mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, “Apa Manfaatnya BagiKu?”.
Segala sesuatu harus menjanjikan manfaat pribadi, bila tidak bisa
saja seseorang merasa tak mempunyai untuk melakukannya. Motivasi untuk
melakukan sesuatu yang diperoleh dari latihan mental ini disebut AMBAK.[5]
D.
Konsep AMBAK
1.
Menciptakan Minat
Dalam banyak situasi, menemukan AMBAK sama saja dengan menciptakan
minat terhadap apa yang sedang dipelajari dengan menghubungkannya pada dunia nyata.
Menciptakan minat memiliki keuntungan intrinsik. Ketika siswa
mempunyai minat terhadap sesuatu subjek, dia sering mendapati bahwa hal itu
membawanya kepada minat baru bidang lainnya.
2.
Merayakan Sukses
Ketika seorang siswabertanya, “Apa Manfaatnya BagiKu?” pastikan
untuk memasukka perayaan dalam jawabannya. Ini akan memberikan perasaan sukses,
berhasil, penyelesaian dan kepercayaan yang akan membangun motivasi baginya
untuk meraih tujuan berikutnya.
Perayaan harus menjadi aspek penting dalam AMABAK setiap orang.
Perayaan harus menandai setiap langkah penting ke arah tujuan dan memberikan
kegairahan klimaks untuk pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik.
Dengan demikian
dalam pembelajaran Quantum, setiap siswa disarankan untuk mengajukan
pertanyaan pada dirinya sendiri mengenai manfaat dari pembelajaran yang akan
dipelajari. AMBAK sebagai motivasi pendorong siswa untuk memiliki minat dan
antusiasme tinggi. Perayaan dalam meraih AMBAK menjadi unsur paling penting
supaya dapat meningkatkan optimisme dan rasa percaya diri para siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Global Learning adalah
pembelajaran secara menyeluruh dengan meneliti dan memperhatikan cara kerja
otak kanan dan otak kiri.
2.
Konsep Global Learning, bahwa anak didik mengalami
peningkatan kecerdasan dari usia dini sampai usia mendatang, sehingga anak
harus dikondisikan secara aman dan nyaman serta diberikan stimulus yang postif
supaya timbul rasa optimis terhadap dirinya sendiri.
3.
AMBAK adalah singkatan dari “Apa Manfaatnya BagiKu”, yakni motivasi
untuk melakukan sesuatu yang diperoleh
dari latihan mental.
4.
Konsep AMBAK, yakni dengan menciptakan minat pada anak didik dan
merayakannya sebagai apresiasi dari terwujudnya suatu motivasi dari AMBAK.
B.
Saran
1.
Konsep belajara menyeluruh atau Global Learning, seyogyanya
diperhatikan oleh setiap pendidik dalam mendidik anak didiknya supaya anak
didik mampu untuk mengerti bahwa belajar tidak hanya bersifat teori saja tetapi
juga mampu untuk menerapkannya dan dapat menyeimbangkan otak kanan serta otak
kiri. Dimana pendidikan saat ini lebih menitikberatkan pada otak kiri.
2.
Penerapan AMBAK sangat penting bagi anak didik, sehingga mereka
mengetahui untuk apa manfaat dari materi yang dipelajari, sehingga pendidik
harus menjelaskan manfaat yang dapat diambil dari belajar materi tersebut.
No comments:
Post a Comment