Sunday, 24 May 2015

MAKALAH GLOBAL LEARNING DAN AMBAK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Learning atau belajar merupakan aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sebagai manusia. Dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat. Dalam hadits tersebut jelas sekali bahwa kita sebagai manusia sudah diberikan perintah untuk senantiasa menuntut ilmu dari semenjak lahir hingga sepanjang akhir hayat kita sebagai manusia.
Belajar dalam perkembangannya mengalami inovasi dan renovasi dalam rangka meningkatkan efektifitas belajar yang tepat dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan zaman seperti di era globalisasi seperti saat ini. Seorang tokoh bernama Bobbi De Porter dalam  bukunya membahas mengenai Quantum Learning. Quantum Learning merupakan terobosan dalam rangka mengembangkan dan inovasi dalam pembelajaran.
Quantum  adalah  interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.[1]
Dalam pembahasan makalah kami ini mengenai Quantum Learning, kami akan mencoba memaparkan mengenai Global Learning dan AMBAK.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah konsep belajar Global Learning?
2.      Bagaimana konsep belajar Global Learning?
3.      Apakah AMBAK itu?
4.      Bagaimanakah konsep AMBAK?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa mengetahui hakikat Global Learning.
2.      Mahasiswa dapat menerapkan konsep Global Learning.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui hakikat AMBAK.
4.      Mahasiswa dapat menerapkan konsep AMBAK.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian  Global Learning
Global Learning merupakan cara efektif dan alamiah bagi seseorang untuk mempelajari sesuatu. Hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.[2]
Pada dasarnya semua orang dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi, dan semua dibekali Tuhan seperangkat alat yang diperlukan untuk memuaskannya. Sebagai contoh ketika bayi diberi mainan baru, ia menelitnya dengan seksama. Ia memasukannya ke dalam mulut untuk mengetahui rasanya. Ia menggoyangkannya, mengangkatnya, dan memtarkannya perlahan-lahan, sehingga ia bisa melihat bagaiman setiap sisinya terkena cahaya. Ia menempelkannya di telinga, menjatuhkannya, ke lantai, dan mengambilnya kembali, membongkar bagian-bagiannya dan menyelidikinya satu dem satu. Proses belajar dengan melakukan “penelitian” seperti ini disebut sebagai belajar secara menyeluruh (Global Learning).[3]

B.     Konsep Global Learning
1.      Perkembangan Kecerdasan
Semua kecerdasan yang lebih tinggi, termasuk intuisi, ada dalam otak sejak lahir.  Dan selama lebih dari tujuh tahun pertama kehidupan, kecerdasan ini dapat disingkapkan jika dirawat secara baik. Agar kecerdasan-kecerdasan ini terawat secara baik, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi[4]:
a.       Struktur syaraf bagian bawah yang cukup berkembang agar energi dapat mengalir pada tingkat yang lebih tinggi.
b.      Anak harus merasa aman secara fisik dan emosional.
c.       Harus ada model untuk memberikan rangsangan yang wajar.
2.      Cara berpikir otak kanan dan otak kiri
Tiga bagian otak juga dibagi menjadi belahan kanan, dan belahan kiri. Kini kedua belahan ini lebih dikenal sebagai, “otak kanan” dan “otak kiri”. Eksperimen terhadap dua belahan ini telah menunjukan bahwa masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan mempunyai spesialisasi dalam kemampua-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara keduanya.
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional. Walaupun berdasarkan realitasnya ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai dengan tugas-tugas teratur ekspresi verbal, fakta, fonetik, serta simbolisme.
Cara berpkir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersiafat non verbal, seperti perasaan, dan emosi kesadaran yang berkenaan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Kedua belahan otak penting artinya. Ornag yang memanfaatkan kedua belahan otak ini juga cenderung seimbang dalam setiap aspek kehidupan mereka. Belajar menjadi sangat mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi.

Dari pembahasan mengenai belahan otak kanan dan otak kiri bisa diketahui bahwa tak satu pun bagian otak ini yang bekerja secara sempurna tanpa adanya rangsangan atau dorongan dari bagian yang lain. Inilah yang disebut sebagai cara belajar global (global learning).
Selama masa hidup, kita semua mempunyai kesimpulan-kesimpulan tentang otak kita dan kekuatannya. Mungkin penampilan yang buruk di sekolah membuat seseorang menyimpulkan bahwa otaknya tidak sebaik otak siswa-siswa lain yang selalu mendapat nilai baik. Atau ia memutuskan bahwa otaknya cocok dalam beberapa hal, tetapi tidak untuk hal-hal lainnya. Atau mungkin dia baru menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak akan pernah bisa dipelajarinya karena dia tidak punya kemampuan untuk itu. Semua kesimpulan ini atut disesalkan, dan mungkin saja salah.
Dari pembelajaran Global Learning ini dapat kami ambil kesimpulan bahwa kecerdasan seseorang mengalami peningkatan yang signifikan dari semenjak kecil dengan menggunakan pemikiran layaknya spons yang menyerap apa saja di sekitarnya, hingga cara berpikir otak kanan dan kiri yang saling bersinergi maka belajar secara menyeluruh atau Global Learning sudah seharusnya diperhatikan oleh peserta didik dalam dunia pendidikan.

C.    Pengertian AMBAK
AMBAK adalah singkatan dari “Apa Manfaatnya BagiKu”. Sebelum seseorang melakukan beberapa aktivitas belajar konsep Quantum Learning menyarankan untuk mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, “Apa Manfaatnya BagiKu?”.
Segala sesuatu harus menjanjikan manfaat pribadi, bila tidak bisa saja seseorang merasa tak mempunyai untuk melakukannya. Motivasi untuk melakukan sesuatu yang diperoleh dari latihan mental ini disebut AMBAK.[5]

D.    Konsep AMBAK
1.      Menciptakan Minat
Dalam banyak situasi, menemukan AMBAK sama saja dengan menciptakan minat terhadap apa yang sedang dipelajari dengan menghubungkannya pada dunia nyata.
Menciptakan minat memiliki keuntungan intrinsik. Ketika siswa mempunyai minat terhadap sesuatu subjek, dia sering mendapati bahwa hal itu membawanya kepada minat baru bidang lainnya.
2.      Merayakan Sukses
Ketika seorang siswabertanya, “Apa Manfaatnya BagiKu?” pastikan untuk memasukka perayaan dalam jawabannya. Ini akan memberikan perasaan sukses, berhasil, penyelesaian dan kepercayaan yang akan membangun motivasi baginya untuk meraih tujuan berikutnya.
Perayaan harus menjadi aspek penting dalam AMABAK setiap orang. Perayaan harus menandai setiap langkah penting ke arah tujuan dan memberikan kegairahan klimaks untuk pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik.
           
            Dengan demikian dalam pembelajaran Quantum, setiap siswa disarankan untuk mengajukan pertanyaan pada dirinya sendiri mengenai manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari. AMBAK sebagai motivasi pendorong siswa untuk memiliki minat dan antusiasme tinggi. Perayaan dalam meraih AMBAK menjadi unsur paling penting supaya dapat meningkatkan optimisme dan rasa percaya diri para siswa.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Global Learning adalah pembelajaran secara menyeluruh dengan meneliti dan memperhatikan cara kerja otak kanan dan otak kiri.
2.      Konsep Global Learning, bahwa anak didik mengalami peningkatan kecerdasan dari usia dini sampai usia mendatang, sehingga anak harus dikondisikan secara aman dan nyaman serta diberikan stimulus yang postif supaya timbul rasa optimis terhadap dirinya sendiri.
3.      AMBAK adalah singkatan dari “Apa Manfaatnya BagiKu”, yakni motivasi untuk melakukan sesuatu yang  diperoleh dari latihan mental.
4.      Konsep AMBAK, yakni dengan menciptakan minat pada anak didik dan merayakannya sebagai apresiasi dari terwujudnya suatu motivasi dari AMBAK.

B.     Saran
1.      Konsep belajara menyeluruh atau Global Learning, seyogyanya diperhatikan oleh setiap pendidik dalam mendidik anak didiknya supaya anak didik mampu untuk mengerti bahwa belajar tidak hanya bersifat teori saja tetapi juga mampu untuk menerapkannya dan dapat menyeimbangkan otak kanan serta otak kiri. Dimana pendidikan saat ini lebih menitikberatkan  pada otak kiri.
2.      Penerapan AMBAK sangat penting bagi anak didik, sehingga mereka mengetahui untuk apa manfaat dari materi yang dipelajari, sehingga pendidik harus menjelaskan manfaat yang dapat diambil dari belajar materi tersebut.




[1] Ahmad dan Joko, Model Belajar Mengajar,(Bandung: Pustaka Setia,.1997), hlm.27.

[2] Gordon Dryden.  Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I, (Bandung. Kaifa, 2003), hlm.26.
[3] Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga,2009),hlm.53
[4] Ibid, hlm. 55
                [5] Ibid,hlm. 59

No comments:

Post a Comment