A.
ISLAM dalam WACANA AGAMA-AGAMA
Agama islam dalam
Al Quran terdapat tuntunan realitas tertinggi secara filosofis tidak
menerima kebenaran selainnya. Di sisi lain (sosiologis) dia juga sangat toleran
menerima kehadiran keyakinan lain. Di samping itu para pemikir muslim cenderung
moderat dan sangat toleran. Komarudin Hidayat menjelaskan tipologi sikap
keagamaan menjadi lima yaitu :
1.
Ekskluvisme : pandangan bahwa ajaran
yang paling benar adalah ajaran agamanya.
2.
Inkluvisisme : pandangan bahwa di luar
agamanya terdapat kebenaran meskipun tidak seutuh dan sesempurna agama yang
dipeluknya.
3.
Pluralisme : pandang secara realitas
bahwa masing-masing agama sejajar sehingga semangat missionaris atau dakwah
dianggap “tidak relevan”
4.
Eklektivisme: sikap keberagamaan yang
berusaha mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok
untuk dirinya.
5.
Universalisme : pandangan bahwa semua agama adalah
satu dan sama .
B. SIGNIFIKANSI
STUDI ISLAM
Agama islam di
indonesia belum sepenuhnya difahami dan dihayati oleh umat islam. Oleh karena
itu signifikansi studi islam di Indonesia adalah mengubah penghayatan dan
pemahaman keislaman masyarakat Muslim
Indonesia secara secara umum dan khusus. Merubah format formalisme keagamaan
islam diubah menjadi format agama yang substantif. Sikap eksklusivisme diubah
menjadi sikap universialisme. Di samping itu studi islam diharapkan dapat
mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik intra-agama. Studi Islam
diharapkan melahirkan suatu masyarakat yang siap hidup toleran (tasamuh) dalam
wacana pluralitas agama, sehingga tidak melahirkan muslim ekstrem yang membalas
kekerasan dengan kekerasan
C. PERTUMBUHAN
STUDI ISLAM di DUNIA
Pada zaman kejayaan islam studi islam
dipusatkan di ibukota negara, yaitu bahdad. Di istana Bani Abbas pada zaman
al-Makmun(813-833), putra Harun al-Rasyid, didirikan Bait al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagai pusat pengembangan
ilmu pengetahuan dengan wajah ganda: sebagai perpustakaan serta sebagai lembaga
pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya Yunani kuno ke dalam bahasa
Arab untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan.
Di Eropa terdapat pusat kebudayaan yang
terdapat di Bahdad, yaitu Universitas Cordova yang didirikan oleh Abid
al-Rahman III (929-961 M). Di timur,
Islam Bahdad juga didirikan Madrasah Nizamiah
BAB II
PERAN ISLAM dalam KEHIDUPAN MANUSIA
A.
HUBUNGAN TAUHID dengan PENGETAHUAN
Perintah yang sangat mendasar yang terdapat
dalam ajaran agama islam adalah mengesakan Tuhan dan cegahan melakukan tindakan
syirik. Tauhid syirik adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, meskipun
antara satu dengan yang lain sangat berbeda.
B.
PARADIGMA ILMU ISLAM
Ilmu adalah hasil
pelaksanaan perintah Tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam raya
ciptaan-Nya sebagai manifestasi atau penyingkapan tabir akan rahasia-Nya. Ketika manusia berusaha
menyingkap rahasia Allah melalui tanda-Nya berupa wahyu, muncul ilmu-ilmu
keagamaan, seperti ‘ulum al-Quran, ulum al-Hadits, tafsir, fikih, ilmu kalam,
dan tasawuf. Dengan demikian, jalur mana pun yang digunakan manusa dalam rangka
menyingkap tabir kekuasaan-Nya, akan melahirkan manusia yang semakin dekat
dengan Tuhan. Paradigma ini merupakan jawaban terhadap dikotomi ilmu agama dan
non agama. Pada dasarnya, ilmu agama dan ilmu non agama hanya dapat dibedakan
untuk kepentingan analisis, bukan untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.
C.
ILMU EKSAKTA di TANGAN UMAT ISLAM
Ilmu eksakta
: ilmu yang mmembahas masalah-maslah yang berifat empiris dan pasti.
Sumbangan umat islam terhadap ilmu eksakta diantaranya:
1. Matematika
oleh al-Khawarizmi tentang ilmu hitung dan aljabar.
2. Astronomi
oleh Umar Khayam dan al-Farazi.
3. Kimia
oleh Jabir bin Hayyan dan Zakaria al-Razi.
4. Optik
oleh Ibnu Haitsam.
D.
SAINS DAN DUNIA ISLAM MASA KINI
Sains di dunia islam saat ini sangat
menyedihkan. Nur Kholish Madjid menyatakan bahwa dunia islam merupakan kawasan
bumi paling belakang di antara penganut-penganut agama besar. Negara islam jauh
tertinggal oleh negara–negara yang menganut agama lain. Di antara semua
penganut agama besar di muka bumi ini, para pemeluk islam adalah yang paling
rendah dan paling lemah dalam pengembangan sains dan teknologi.
BAB III
ISLAM dan KEBUDAYAAN
A.
KEBUDAYAAN: PENGERTIAN, UNSUR dan
FUNGSI
Kebudayaan : segala daya dan kegiatan manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
Tingkatan kebudayaan :
a.
Super culture
b.
Culture ®sub culture
® counter culture
Unsur-unsur kebudayaan
yang bersifat universal :
a.
Peralatan dan perlengkapan hidup
manusia
b.
Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
c.
Sistem kemasyarakatan
d.
Bahasa
e.
Kesenian
f.
Sistem pengetahuan
g.
Religi
Fungsi
kebudayaan : sebagai petunjuk perilaku yang pantas sesuai nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat.
B.
ISLAM dan KEBUDAYAAN ISLAMI
Sebagian besar budaya didasarkan pada agama. Agama
adalah primer dan budaya adalah sekunder. Budaya jual beli dalam islam, Allah
berfirman dalam al-Qur’an menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Jual
beli islami disebut kebudayaan islam karena menggunakan al-Qur’an dan Sunah
sebagai dasar dalam menentukan status hukum tindakan tersebut.
C.
ISLAM dan KEBUDAYAAN ARAB PRA-ISLAM
Ciri-ciri
umum tatanan Arab pra-islam :
a.
Menganut paham kesukuan
b.
Memiliki tata sosial politik yang
tertutup
c.
Mengenal hierarki sosial yang kuat
d.
Kedudukan perempuan cenderung direndahkan
e.
Hukum Arab pra-islam bersumber pada
adat-istiadat
Al-Qur’an mengakomodasikan
kebudayaan Arab yang hidup dan berkembang ketika itu dengan melakukan beberapa
tawaran perubahan.
BAB IV
ISLAM dan KEBUDAYAAN
INDONESIA
A.
PERSENTUHAN ISLAM DENGAN KEBUDAYAAN
MELAYU DAN JAWA
Dalam islam terdapat
ajaran tauhid, suatu sikap sentral yang berisi ajaran bahwa Tuhan adalah pusat
dari segala sesuatu dan manusia harus mengabdikan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Pengaruh islam terhadap kebudayaan jawa yaitu kebudayaan keraton, raja
beranggapan bahwa dia adalah pemegang “wahyu” dan dia mengklaim diri sebagai
wakil Tuhan untuk memerintah rakyatnya. Sultan Agung bergelar Khaliftullah atau
wakil Tuhan di tanah jawa. Akan tetapi kebudayaan keraton di jawa mementingkan
kemutlakan kekuasaan raja unuk tertib sosial sedangkan islam mementingkan hukum
yang adil untuk tegaknya ketertiban sosial. Keraton menerima islam sepanjang
dapat ditundukkan dalam konsep kosmologinya sehingga kekuasannya dapat
berlangsung dan menentang ajaran islam yang dipandang dapat mengganggu
kekuasaannya.
B.
INOVASI dan PENGARUH ISLAM dalam
SASTRA, SENI dan ARTISTIK
Ekspresi estetik islam di indonesia dapat
dilihat dalam dua bidang yaitu sastra dan artistik.
a.
Sastra berkecenderungan sufiistik
Munculnya
karya-karya tulis pada tahuan 70-an diantaranya :
Godhob,
Alam makrifah kumpulan cerpen Danarto
Khotbah
di atas bukit karya Kuntowijoyo
Arafah
karya M.Fudoli Zaini
b.
Arsitek masjid-masji tua
Citra
masjid tua adalah contoh interaksi agama dengan tradisi arsitek pra-islam di Indonesia denag kontruksi kayu
dan atap tumpang berbentuk limas.
Contohnya
:
Ø Masjid
Demak
Ø Masjid
Kudus
Ø Masjid
Cirebon
Ø Masjid
Banten
c.
Seni bernuansa islam
Wayang
yang disesuaikan dengan pandangan islam.
C.
ISLAM dan ADAT MELAYU di SULAWESI
SELATAN dan ACEH
Pengaruh islam dalam
budaya Sulawesi Selatan tergambar dalam sulapa eppa’e (pepetah orang tua kepada
anaknya yang hendak merantau).
Pengaruh
islam dalam budaya Aceh tergambar dalam sastra, seni tari, seni bangunan dan sen
pahat.
BAB V
PENELITIAN AGAMA DAN
MODEL-MODELNYA
A.
PENELITIAN dan PENELITIAN AGAMA
Penelitian (research) adalah upaya sistematis
dan obyektif untuk mempelajari suatu
masalah dan menemukan prinsp-prinsip umum.
Penelitian agama adalah meneliti manusia yang
menghayati, meyakini dan memperoleh pengaruh dari agama dan agama itu dalam
kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan fakta atau realitas sosio-kultural.
B.
PENELITIAN AGAMA dan PENELITIAN
KEAGAMAAN
Atho Mudzar mengutip pendapat Midleton, guru
besar antropologi di New York University. Midleton berpendapat baha penelitian
agama (research of religion) berbeda dengan penelitian agama (religius
research). Penelitian agama lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga
sasarannya terletak pada tiga elemen pokok, yaitu ritus, mitos dan magik.
Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan kepada agama sebaai sistem
atau sistem keagamaan (religius sistem). (M.Atho Mudzar,1998 :35)
C.
KONTRUKSI TEORI PENELITIAN KEAGAMAAN
Metode-metode yang digunakan dalam penelitian
keagamaan adalah metode-metode penelitian pada umumnya. Berkenaan dengan hal
itu kita tidak perlu membuat teori ilmu sosial yang sudah ada.Teori-teori
tersebut adalah :
a.
teori perubahan sosial
b.
teori struktural-fungsional
c.
teori antropologi dan sosiologi agama
d.
teori budaya dan tafsir budaya
simbolik
e.
teori pertukaran sosial
f.
tori sikap
D.
MODEL-MODEL PENELITIAN KEAGAMAAN
Model-model
penelitian agama melalui pendekatan sosiologis berdasarkan karya Djawari
menjelaskan bahwa kajian sosiologi agama menggunakan metode ilmiah. Pengumpulan
data dan metode yang digunakan antara lain :
1.
analisis sejarah
2.
analisis lintas budaya
3.
eksperimen
4.
observasi partisipasif
5.
riset survei dan analisis ststistik
6.
analisis isi
BAB VI
AL-QURAN sebagai
SUMBER AGAMA ISLAM
A.
FUNGSI AL-QURAN
Fungsi
al-Qur’an berdasarkan nama-namanya :
a.
Al-Huda : petunjuk
b.
Al-Furqan : pemisah
c.
Al-Syifa : obat
d.
Al-Mau’izah : nasihat
B.
AL-QURAN sebagai FIRMAN ALLAH
Al-Quran
merupakan kalam Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
a.
Isinya penuh dengan ilmu dan
terbebasdari keraguan (QS.Al Baqarah[2] :2)
b.
Kecurangan (QS. Al-Naml[27] :1)
c.
Pertentangan (QS. An-Nisa[4]:82)
d.
Kejahilan (QS.As_Syu’ara[26]:210)
e.
Penjelmaan dari kebenaran,
keseimbangan pemikiran dan karunia (QS. Al-An’am[6]:155)
C.
‘ULUM AL-QUR’AN DAN TAFSIR
Dari
segi jelas-tidaknya, para ulama mengelompokkan ayat-ayat
al-Qur’an
kepada dua bagian :
a.
Ayat-ayat yang cukup jelas (muhkamat)
b.
Ayat-ayat yang membutuhkan penjelasan
lebih lanjut (mutasyabihat)
Oleh karena itu,
dalam memahami al-Qur’an, para ulama memerlukan perangkat lain untuk
memudahkannya. Ilmu bantu dalam memahami
al-Qur’an diantaranya ‘ulum al-Qur’an dan ilmu
tafsir.
‘Ulum al-Qur’an
membahas hal-hal sebagai berikut :
a.
Ayat-ayat makiyah dan madaniyyah
b.
Sebab-sebab turunnya al-Qur’an
c.
I’rab al-Qur’an
d.
Ilmu qiraah
e.
Muhkam dan mutasyabih
f.
‘am dan khas
g.
Nasikh dan mansukh
h.
Mutlaq dan muqayyad
i.
Mantuq dan mamfhum
j.
Haqiqah dan majuz
k.
Kinayah
l.
Ijaj dan itnab
m.
Takwil
Tafsir al-Qur’an secara bahasa berarti penjelasan
dan keterangan (al-idlah wa al
bayyan). Secara istilah berarti ilmu yang membahas cara melafalkan lafad-lafad
al-Qur’an menerangkan makna dan maksudnya dengan dilalah (petunjuk) yang zhahir
sebata kemampuan manusia.
BAB VII
HADIS sebagai SUMBER
AGAMA ISLAM
A.
BEBERAPA ISTILAH SEPUTAR HADIS
Istilah-istilah
dalam menyebutkan hadis :
a.
Al-hadits
b.
Al-khabar
c.
Al-atsar
d.
Al-sunnah
B.
POSISI dan FUNGSI HADITS
Hadits menempati posisi kedua setelah
al-Qur’an sebagai sumber hukum dalam agama islam. Fungsi hadits terhadap
al-Qur’an yaitu sebagai
al-bayyan.
1.
Menurut Malik bin Anas dan Al-Syafi’i
adaa lima kategori al-bayan:
a.
Bayan al-taqrir
b.
Bayan al-tafsir
c.
Bayan al-tafhil
d.
Bayan al-basth
e.
Bayan al-tasyri’
2.
Menurut Ahmad bin Hambal ada empat
kategori :
a.
Bayan al-ta’kid
b.
Bayan al-tafsir
c.
Bayan al-tasyri’
d.
Bayan takhshis
C.
SEJARAH dan KODIFIKASI HADIS
Penulisan secara resmi (kodifikasi) atau
disebut juga tadwin dimulai setelah adanya perintah dari Khalifah Umar bin Abd
al-Aziz kepada pakar hadits untuk menulisnya. Perjalanan hadis secara periodik
(Periodisasi Hadis):
1.
Periode I, periode nabi dan disebut
masa wahyu dan pembentukan
2.
Periode II, zaman Khulafa Rasyidin
3.
Periode III, penyebaran hadits ke
berbagai wilayah yang berlangsung pada masa sahabat kecil dan tabi’in besar.
4.
Periode IV, periode penulisan dan
pembukuuan hadits secara resmi dari Khalifah Umar bin Abd al-Aziz (717-720 M)
sampai akhir abad ke-8 M. Kitab-kitab Hadis karya para ulama :
a.
Al-Musnad karya imam Syafi’i
b.
Al-Musnaf karya al-Auza’i
c.
Al-Muwaththa’ karya imam Malik
5.
Periode V, periode pemurnian,
penyehatan dan penyempurnaan yang berlangsung antara awal abad ke-3 sampai
akhir abad ke-3 H.
6.
Periode VI, masa pemeliharaa,
penertiban,penambahan dan pengghimpun hadis.
7.
Periode VII, periode
persyarahan,penghimpun,dan pentahrijan.
D.
UNSUR-UNSUR HADIS
Unsur-unsur
pokok hadis ada tiga yaitu :
a.
Sanad
b.
Matan
c.
Rawi
BAB VIII
IJTIHAD SEBAGAI
SUMBER AJARAN ISLAM
A.
PENGERTIAN IJTIHAD
Secar bahasa, ijtihad berasal dari kata
“jahada”. Kata ini beserta seluruh variasinya menunjukkan pekerjaan yang
dilakukan lebih dari biasa, sulit dilaksanakan atau yang tidak disenangi.
Secara istilah ijtihad adalah upaya seorang
ahli fikh dengan kemampuannya dalam mewujudkan hukum-hukum amanah yang diambil
dari dalil-dalil yang rinci.
B.
DASAR-DASAR IJTIHAD
Dasar
hukum ijtihad adalah al-Qur’an dan Al-Sunah.
C.
SYARAT-SYARAT MUJTAHID
a.
Mukalaf
b.
Mengetahui makna-makna lafad dan
rahasianya
c.
Mengetahui keadaaan mukhatab yang
merupakan sebab pertama terjadinya perintah atau larangan
d.
Mengetahui keadaan lafad, apakah
memiliki qarinah atau tidak.
D.
LAPANGAN IJTIHAD
Lapangan ijthad
adalah masalah yang diperbolehkan penetapan hukumnya dengan cara ijtihad.
E.
HUKUM IJTIHAD
Hukum ijtihad bergantung pada kapasitas,
hukum ijtihad bisa wajib’ain, wajib kifayah,sunat, atau haram
F.
IJTIHAD NABI SAW
Terdapat dua pendapat di antara para ulama
mengenai ijtihad Rosulullah SAW. Kelompok pertama, para ahli ushul fiqh
membolehkan berijtihad. Kelompok kedua, pengikut Abu Hanifah berpendapat bahwa
rosulullah berijtihad setelah menerima wahyu. Kelompok ketiga pengikut
Asya’riah tidak menyetujui ijthad.
G.
IJTIHAD : SUMBER DINAMIKA
Tantangan umat islam sekarang adalah adanya
dua taklid, taklid barat dan taklid masa lalu .
1.
Taklid Barat: muncul karena tidak
dapat membedakan antara modernisasi dan cara hidup barat,
2.
Taklid masa lalu muncul karena ketidakmampuan dalam membedakan
antara syariat yang merupakan wahyu dan pandangan fuqasa masa lalu tentang
syariat .
Dengan adanya persoalan tersebut umat islam
dituntut untuk keluar dari masalh itu dengan melakukan ijtihad.
Fungsi ijtihad :
1.
sebagai penyalur kreativitas pribadi atau
kelompok dalam merespons peristiwa yang
dihadapi sesuai pengalaman mereka.
BAB IX
DOKTRIN KEPERCAYAAN
dalam ISLAM
A.
IMAN KEPADA ALLAH
Kalimat thayyibah la ilaha illa Allah,adalah suatu pernyataan pengakuan tentang
keberadaan Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Merupakan kalimat syahadatain yang
berisi pengakuan bahwa adanya Allah dan menolak tuhan-tuhan yang lain.
B.
KEMUSTAHILAN MENEMUKAN ZAT ALLAH
Allah Esa , baik dalam zat, sifat maupun
perbuatan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al An’am(6) : 103
“Allah
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala
penglihatan itu dan Dia-lah Yang Maha halus lagi Maha Mengetahui”.
C.
ARGUMEN KEBERADAAN ALLAH
Tiga teori asal kejadian alam semesta yang
mendukung keberadaan Tuhan.
1.
Teori I, alam semesta ada dari yang
tidak ada (creatio e-nihilo)
2.
Teori II, yang menyatakan bahwa alam
semesta berasal dari sel (jauhar) yang merupakan inti.
3.
Teori III, menyatakan bahwa alam
semesta itu ada yang menciptakan.
Argumen
– argumen yang mendukung keabsahan teori ketiga :
1.
Argumen ontologis : alam ini mempunyai
idea.
2.
Argumen teologis : alam diatur menurut
tujuan-tujuan tertentu.
D.
IMAN KEPADA MALAIKAT, KITAB daN
ROSULULLAH
1.
Malaikat Allah : makhluk Tuhan yang
diciptakan dari al-nur (cahaya)
2.
Kitab-kitab Allah :
a.
Al-Qur’an
b.
Injil
c.
Taurat
d.
Zabur
3.
Rasul-rasul Allah : orang yang diutus
oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya.
BAB X
RITUAL
dan INSTITUSI ISLAM
A.
RITUAL dalam PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Ritual : perilaku yang diatur secara
ketat,dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berbeda dengan perilaku
sehari-hari, baik cara melakukannya maupun maknanya.
Tujuan Ritual menurut Djamari :
1.
Bersyukur kepada Tuhan
2.
Mendekatkan diri kepada Tuhan
3.
Meminta ampun atas kesalahan yang
dilakukana
Cara
ritual :
1.
Individual
2.
Kolektif
B.
RITUAL ISLAM
Ritual
dalam islam dibedakan menjadi dua :
1.
Ritual yang mempunyai dalil yang tegas
dan eksplisit dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Contoh : shalat, puasa dan zakat
2.
Ritual yang tidak memiliki dalil baik
dalam Al-Qur’an maupun dalam Sunnah. Contoh : peringatan Maulid Nabi
Tingkatan
ritual dalam islam :
1.
Ritual islam primer
2.
Ritual islam sekunder
3.
Ritual islam tertier
Dari
segi tujuan ritual islam dibagi menjadi :
1.
Mendapatkan ridha Allah semata dan
balasan yang ingin dicapai dalam kebahagiaan ukhrowi
2.
Ritual yang bertujuan mendapatkan
balasan di dunia ini.
C.
INSTITUSI
Institusi
mempunyai dua pengertian :
1.
Sistem norma yang mengandung pranata.
2.
Bangunan
D.
FUNGSI dan UNSUR-UNSUR INSTITUSI
Fungsi
institusi :
1.
Memberikan pedoman kepada masyarakat
dalam upaya melakukan pengendalian sosial berdasarkan sistem tertentu.
2.
Menjaga stabilitas dan keamanan
masyarakat.
3.
Memberikan pedoman kepada masyarakat
tentang norma tingkah laku yang seharusnya dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
mereka.
Unsur-unsur
Institusi :
1. Assosiation
2. Characteristic institution
3. Special interest
E.
INSTITUSI ISLAM
Institusi
dalam agama islam terdapat pada :
1.
Akidah
2.
Ibadah
3.
Muamalah
4.
Akhlak
Beberapa
institusi dalam islam :
1.
Institusi Perkawinan : Kantor Urusan
Agama (KUA).
2.
Institusi pendidikan : Madrasah, pesantren
BAB XI
SEJARAH ISLAM
A.
FASE-FASE SEJARAH ISLAM
Perbedaan
pendapat tentang saat dimulainya sejarah islam :
1.
Pendapat I, sejarah islam dimulai
sejak nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul
2.
Pendapt II, bahwa sejarah umat islam
dimulai sejak nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
Periodisasi
sejarah islam menurut A.Hasymy :
1.
Permulaan islam (610-661)
2.
Daulah ammawiyah (661-750)
3.
Daulah abbasiyah (750-847)
4.
Daulah abbasiyah II (847-946)
5.
Daulah abbasiyah III (946-1075)
6.
Dulah mughal (1520-1801)
7.
Kebangkitan (1801-sekarang)
Periodisasi
sejarah islam menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi :
1.
Periode klasik (650-1250)
2.
Periode pertengahan (1250-1800)
3.
Periode modern ( 1800-sekarang)
B.
ISLAM PERIODE KLASIK
Islam periode klasik ditandai dengan
perluasan wilayah. Ketika tinggal di Makkah, nabi Muhammad SAW dan para
pengikutnya mendapat tekanan dari kalangan Quraisy yang tidak setuju terhadap
ajaran yang dibawa nabi Muhammad SAW sehingga dilakukanlah hijrah dan
memperluas wilayah.
C.
ISLAM PERIODE PERTENGAHAN (1250-1800)
Islam
zaman pertengahan dapat dibagi menjadi dua :
1.
Zaman kemunduran : kehancuran Bagdad
oleh Hulagu Khan
2.
Zaman tiga kerajaan besar
a.
Kerajaan Utsman di Turki (1290-1924)
b.
Kerajaan Syafawi d Persia (1501-1736)
c.
Kerajaan Mughal di India (1526-1858)
D.
ISLAM PERIODE MODERN
Periode modern : zaman kebangkitan umat
islam. Muncul gerakan pembaharuan yang dilakukan di berbagai negara, terutama
Turki Utsmani dan Mesir
BAB XII
DIMENSI dan ALIRAN
PEMIKIRAN ISLAM
A.
DIMENSI ISLAM : ISLAM, IMAN, IHSAN
Islam :menyerahkan diri secara lahir.
Iman :pembenaran terhadap Allah, para
utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan menerima qadha dan qadar.
Ihsan : kesempurnaan.
B.
ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM
1.
Aliran –aliran Kalam
a.
Aliran Khawarij
b.
Aliran Murji’ah
c.
Aliran Qadariyah
d.
Aliran Jabariyah
e.
Aliran Muktazilah
f.
Aliran Maturidiyyah
2.
Aliran-aliran Fikih
a.
Madrasah madinah
b.
Madrasah kufah
c.
Aliran Hanafi
d.
Aliran Maliki
e.
Aliran al-Syafi’i
f.
Aliran Hanbali
g.
Aliran Zhahiriyah
h.
Aliran Jaririyah
3.
Aliran-aliran Tasawuf
Aliran tasawuf (mistik islam) : merupakan
ajaran yang membicarakan kedekatan antara sufi (manusia) dengan Allah dan
merupakan ajaran tentang al-zuhd (juhud). Pelakunya disebut zahid. Setelah
melalui perkembangan nama al-zuhd berubah menjadi tasawuf dan pelakunya disebut
shufi.
Beberapa ajaran tasawuf :
1.
Al-khauf dan al-raja’ oleh Al-Hasan
al-Basri pendapatnya yang terkenal “orang mukmin tidak akan bahagia sebelum
berjumpa dengan Tuhan”
2.
“Cinta kepada dunia menyebabkan
manusia menjadi tuli dan buta serta membuat manusia menjadi budak” menurut
pendapat Ibrahim bin Adham.
3.
“Cinta kepada Tuhan “ oleh Rabi’ah
al-Adawiyah
Pembagian Tasawuf
menjadi dua yaitu :
1.
Tasawuf khuluqi ®tahalli
dan takhalli
2.
Tasawuf falsafi ®tajalli
Metode Tasawuf ada
tiga:
1.
Tahalli : pengisian diri untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
2.
Takhalli :pengosongan diri sufi
3.
Tajalli: penyatuan diri dengan Tuhan
BAB XIII
STUDI KAWASAN dan
ISLAM DEWASA INI
A.
ISLAM di AFRIKA TMUR, ASIA TENGGARA,
dan CINA
1.
Islam di Afrika Timur
a.
Sudan : islam di Sudan disebarkan oleh
orang-orang suci dari Mesir dan Arab dengan pendekatan kultural dan struktural.
b.
Ethiopia
c.
Somalia
2.
Islam di Asia Tenggara
Sejarah
kedatangan islam ke Asia Tenggara terdapat tiga pendapat :
a.
Pendapat I, yang menyatakan bahwa
islam datang ke Asia Tenggara langsung dari Arab, tepatnya Hadramaut .
b.
Pendapat II, yang menyatakan bahwa
islam datang ke Asia Tenggara berasal dari India.
c.
Pendapat III, yang menyatakan bahwa
islam datang ke Asia Tenggara berasal dari Bangladesh.
Cara dakwah islam di
Asia Tenggara:
a.
Melalui dakwah pedagang muslim
b.
Melalui dakwah para da’i
c.
Melalui kekuasaan atau peperangan
3.
Islam di Cina
Peritiwa peperangan di Talas umat
Muslim dengan bantuan Turki dapat mengalahan tentara Cina. Sejak saat itu
penguasaan umat islam terhadap Asia tengah semakin kukuh dan sebagian besar
penduduknya memeluk islam.
Dinasti Yuan berjasa besar dalam
penyebara agama islam di Cina sehingga banyak penduduk islam yang menduduki
jabatan penting.
B.
ISLAM di DUNIA DEWASA INI
1.
Islam di Amerika Serikat
Di
Amerika islam berkembang dengan pesat dan Muslim menjadi pemeluk agama kedua
terbesar setelah umat Kristiani.
2.
Islam di Cina
Statistik
pemerintah Cina menunjukkan bahwa jumlah Muslim Cina tidak kurang dari 14 juta
orang. Di Xian terdapat masjid agung, masjid terbesar di Cina dipamerkan kepada
pengunjung sebagaii bagian dari peninggalan nasional.
3.
Islam di Asia Tenggara
Kedudukan
umat islam di Asia Tenggara :
1.
Umat islam berkedudukan sebagai warga
mayoritas : Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam.
2.
Umat islam berkedudukan sebagai warga
minoritas : Singapura, Thailand, Filipina.
BAB XIV
ISLAM dan DUNIA
KONTEMPORER
A.
ISLAM dan TRADISI di INDONESIA
SEKARANG
Konteks
tradisi lokal :
1.
Kaum Tua : kaum yang meyakini bahwa
kebenaran yang dikemukakan dalam ajaran ulama besar zaman klasik dan zaman
pertengahan tidak berubah. Respons mereka cenderung tradisionalis/konservatif.
2.
Kaum Muda : kaum yang menentang keras
praktik tasawuf, ketaatan kepada madzab-madzab
teologi dan hukum islam. Upacara “ritual yang tidak otoratif” dan doa
yang dimaksud untuk mengantarkan roh yang baru meninggal dunia.
B.
REAKSI PEMIKIRAN ISLAM TERHADAP GLOBALISASI
1.
Tradisionalis : percaya bahwa
kemunduran umat islam adalah ketentuan dan rencana Tuhan.
2.
Modernis : berasumsi bahwa
keterbelakangan umat islam karena mereka melakukan sakralisme terhadap semua
bidang kehidupan.
3.
Revivalis-Fundamentalis
a.
Revivalis : umat islam terbelakang
karena mereka justru menggunakan ideologi lain sebagai dasar pijakan daripada
Al-Quran sebagai acuan.
b.
Fundamentalis : menolak kapitalisme
dan globalisasi karena keduanya dinilai beakar pada faham liberalis.
4.
Transformatif : percaya bahwa
keterbelakangan uma islam disebabkan oleh ketidakadilan sistem dan struktur
ekonomi, politik dan kultur.
BAB XV
ISLAM, MORAL dan
KEMANUSIAAN
A.
ISLAM dan MORAL
1.
Tujuan Nabi Muhammad SAW diutus :
untuk menyempurnakan akhlaq.
2.
Pembagian akhlaq :
a.
Akhlaq mulia (al-akhlaq al-karimah) :
akhlaq yang sejalan dengan
Al-Qura’an dan al-Sunnah.
b.
Akhlaq tercela (al-akhlaq
al-madzmumah): akhlaq yang bertentangan dengan Al-Qura’an dan al-Sunnah.
3.
Akhlaq Islami
Dalam
Al-Qur’an terdapat dan As-Sunnah terdapat tuntunan berakhlaq mulia:
a.
Tuntunan yang bersifat perintah.
Contoh:
anjuran bersilaturahmi, berbuat baik kepada orang tua, berbuat baik kepada
tetangga.
b.
Tuntunan yang bersifat cegahan.
Contoh :tidak boleh melakukan kerusakan di
muka bumi, menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.
B.
ISLAM dan KEMANUSIAAN
1.
Kedudukan Manusia :
a.
Sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.
b.
Sebagai makhluk biologi dan psikologi.
c.
Sebagai hamba Tuhan
2.
Tugas Manusia : mengacu pada
Al-Qur’an, tugas manusia adalah beribadah kepada Tuhan
3.
Manusia sebagai Kahalifah: sebagai
wakil Tuhan di muka bumi.
BAB XI
ISLAM: KELUARGA dan
MASYARAKAT
A.
KE
LUARGA sebagai FONDASI
MASYARAKAT
Keluarga memiliki
peran yang besar untuk mewujudkan masyarakat ideal. Melaui pembinaan dan
penataan keluarga dengan pendekatan nilai-nilai islami secara terus-menerus
diterapkan dalam kehidupan keluarga.
B.
MUSYAWARAH dan TOLONG-MENOLONG
Musyawarah : pembahasan bersama dengan maksud
mencapai keputusan dan penyelesaian bersama.
Tolong-menolong : kerjasama yang harmonis
antara orang satu dengan orang yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
C.
HUBUNGAN SILATURAHMI
Silaturahmi : komunikasi antar sesama.
Hubungan keluarga yang bertalian darah.
Macam-macam Silaturami:
1.
Berjabatan tangan (al-mushafah).
2.
Saling memberi nasihat (taushiyah).
3.
Saling bekerja sama dan
tolong-menolong (al-mu’awamah/al-mu’sadah).
4.
Menyuruh berbuat baik dan melarang
berbuat mungkar (amal makruf nahi mungkar)
Manfaat Silaturahmi :
1.
Diluaskan rezekinya
2.
Dipanjangkan umurnya.
No comments:
Post a Comment