Bila netra tak sanggup lagi menerawang
Bila tangan tak lagi bisa menggenggam
Maka ku titipkan salam senduku pada angin malam
Saat semua upaya tak lagi usaikan kisah
Saat gundah tak temui titik puncaknya
Maka aku pasrahkan payah ini pada penguasa kehidupan
Aku tahu, kau mampu
Mengarungi derasnya gelombang lautan
Menerjang dengan keangkuhan karang lautan
Dan akulah putri malu,
Mencoba melindungimu dengan duri liarku,
Tapi apalah daya, niatanku bersambut sentuhan keras yang mengatupkan semua daunku
Aku katakan, aku sanggup
Membelamu dalam ketidakadilan,
Mendamaikanmu dengan indah bungaku
Tapi, apalah daya tanganku
Bila sang raja terlalu congkak dengan sikapnya,
Abaikan kata-kata sang rakyata jelata
Akulah putri malu,
Mencoba menolongmu dengan duri liarku,
Mencoba hiasi hdupmu dengan bunga indahku
Akulah putri malu,
Berharap senyum merekah di wajah tampanmu
Mengurai susah beranjak dari hidupmu
#Kulon Progo, 5 Juli 2015 Binti Dwi Harto
No comments:
Post a Comment