Friday, 10 October 2014

The Only You : My Rival

"Tut....tut...gujes..gujes...!!!" Suara kereta progo dengan cepat melintas di panjangnya rel. Sontak pandangan kami tertuju pada sang ular besi. Lumayan, refrshing melihat kereta lewat, sedari tadi mantengin soal fisika yang boring

"Hayo, kerjakan. Seperti tak pernah melihat kereta saja kalian itu." Bu Sri dengan kaca mata tebalnya melihat kami yang sedang berjibaku dengan kertas dan pena. Soal UTS yang begitu sulit, sesulit mengiba senyum ramah bu guru kami satu itu.

Rega masih sibuk dengan bolpennya, menuliskan jawaban demi jawaban di kertas soal miliknya. Wajar saja dia lancar dalam mengerjakan soal, siapa pula yang tidak mengenal seorang Rega Dirgantara Putra. Dialah sang bintang kelas selama dua tahun ini. Menjadi nomor satu sudah menjadi langganannya, berbagai penghargaan telah diraihnya. Betapa banyak siswi sekolah ini yang mengidolakan seorang Rega. Kau tahulah pasti, akan jawabnya.

Putri Dewi Pramesti, itulah namaku. Semua orang selalu menganggapku saingan berat Rega. Semua orang tahu kalau aku sangatlah ambisius menyangi kepintaran Rega. Dan lagi-lagi Rega, semua pujian dan sanjungan guru untuknya. Sedangkan aku, hanyalah si nomor 2. Ok fix, tapi ambisiku belum berakhir Ga, gumamku dalam hati.

Kipas angin di kelas kami tak mampu menghilangkan gerahnya udara di siang itu. Tepat pukul 12.00 UTS segera usai, sementara jam dinding kelas masih menunjukan pukul 11.30. Waktu beranjak pelan, seperti cuaca panas hari ini. Aku masih menatap dengan sinis pada sosok Rega. Di deretan bangku depan guru, dia masih saja asik mengerjakan soal Fisika, sedangkan aku masih saja ada beberapa soal yang belum ku kerjakan. Entah apa yang menjadikan dia sepintar itu, baginya tidak ada soal yang sulit. Bagiku pun begitu, tapi sayang aku suka lupa ingatan, terutama mengingat rumus. "Ah, Rega jangan harap aku menyerah mengincar posisi nomor satu." Batinku.

t0b3c0nt1nued....***


No comments:

Post a Comment