Friday, 30 May 2014

BUKU ANTOLOGI KITA

“Hai friend, dimana pun kamu berada saat ini.” J Sapa senyum ceria dan tertawa gembira bersama kalian, semoga kalian selalu dalam naungan kasih Sang Maha Cinta. Sedikit saja aku berbagi cerita, sedikit saja. Ah banyak aja juga kalian ora popo kan? Hayoo..? Siapa yang popo? Acungkan jempol kakinya masing-masing.
          Teman-teman suka menulis tak? Tentu saja ada yang suka, pasti juga ada yang nggak. Oh ya, tentu saja beragam. Secara kita adalah manusia Indonesia yang bersuku-suku dan berbeda kebudayaan dari satu pulau ke pulau yang lain. Ngomong-ngomong tentang pulau nih, aku pingin banget deh bisa ke pulau yang terdapat di sana sungai kapuas. Bisakah aku ke sana? Teman-teman bantu doa yaa? Hehe...
          Oh iya, ceritaku ini tentang cerita kita. Kenapa cerita kita ? Kenapa bukan ceritaku? Ya, tentu sajalah teman. Soalnya ini tentang  buku-buku antologi cerita, esai, dan puisiku dengan teman-teman di penerbit indie maupun mayor. Lumayanlah untuk pengalaman dan berlatih kepenulisan di event-event gratisannya para penerbit. Dengan ikut event nulis kita jadi tahu bahwa karya-karya kita layak buat dibaca sama banyak orang. Siapa yang tertarik hayow punya buku ?Nulis buku, terus diterbitin? Teman-teman mesti ada juga yang pingin bingits. Hehehe...
          Teman-teman lebih bagus lagi jika, teman mau buat buku sendiri terus dikirim ke penerbit. Syukur diterbitin dapat royalti, bisa jadi malah bisa setenar Tere Liye. It’s so Wow guys ! Amazing. Tepuk jidat buat kamu, eh tepuk tangan maksud inyong. Itu juga yang jadi cita-citaku teman. Aku juga ingin bisa menulis Novel teman. Tapi seiring dengan kesibukan semester tuaku, ada banyak hal yang menyita waktu. Jadi tetap tekad itu masih ada, meski aksi belum juga nyata. Pukul jidat lagi. >.<

          Ini dia teman antologi puisi pertamaku. Antologi puisi ini pertama kali aku ikuti bersama teman satu kelasku di kampus. Dan kami berdua berhasil jadi kontributor kepenulisan puisi. Awalnya hanya iseng sih, tapi lama-lama jadi ketagihan menulis. Ga ada kata berhenti, seperti pujangga amatir yang merenda-renda kata di setiap suasana, galau, susah, senang, bahagia bingit dan takjub pada ciptaan-Nya. Amazing first book booo. J


Selang beberapa bulan kemudian, aku menulis dan mengikutkan tulisanku dalam lomba menulis esai teman. Di penerbit yang sama, aku lolos jadi kontributor. Yah, meski belum juara sih tapi seneng esaiku dihargai. Dan terbitlah dua buku antologi esaiku berikut ini :



Teman-teman. Pasti teman-teman yang jago nulis sudah lebih banyak lagi ya karya-karya yang diterbitkan ya? Wah aku ikut senang dech, J di sini aku masih pemula. Menyenangkan juga rasanya. Beralih dari senang ke haru maupun galau, aku pun mengikuti event kepenulisan cerpen teman. Ini antologi cerpen pertamaku.




Aku hanya mengungkapkan rasa dan asaku melalui kisah-kisahku teman, selebihnya imajinasi yang aku mengharapkan keberkahan bagi teman-teman yang membacanya. Terinspirasi, termotivasi dan mengubah kesedihan teman-teman menjadi bahagia yang tak terkira. Bahwa hidup harus tetap berjalan, berjuang dan bertahan adalah jurus jitu menjadikan hidup ini layak untuk diperjuangkan.
Eh, teman. Ada lagi ini, antologi buat mengkritisi para koruptor. Kumpulan puisiku ini teruntuk pak pejabat, bersama teman yang lain dalam sebuah buku syahdu, mengaharu biru, menyuarakan asa, kecewa dan pinta agar mereka berhenti KKN. Biarlah mahasiswa saja yang KKN (kuliah kerja nyata) pak, bapak jangan ikutan donk. KKN yang negetif pula haft . :3 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Na loh. Huuuu.....

Nah, dari pejabat sampai juga aku pada event yang mengharuskan bersenandung haru biru, hehe. Ini dia edisi teruntuk sang epunya telapak kaki dimana di bawah kakinya ada surga, eh jangan salah kaprah ya teman memahaminya. Karena ibulah yang dengan susah payah selama sembilan bulan mengandung kita, menyusui kita dan merawat kita dengan penuh kasih sayang. Jadi pantas saja jika dia perlu kita sayangi dan hormati. Teruntuk Mamakku di kampung, I LOVE YOU Mak, you’re the best mother. Puisi untuk  mamakku.


No comments:

Post a Comment