“Hai
friend, dimana pun kamu berada saat ini.” J
Sapa senyum ceria dan tertawa gembira bersama kalian, semoga kalian selalu
dalam naungan kasih Sang Maha Cinta. Sedikit saja aku berbagi cerita, sedikit
saja. Ah banyak aja juga kalian ora popo kan? Hayoo..? Siapa yang popo?
Acungkan jempol kakinya masing-masing.
Teman-teman suka menulis tak? Tentu
saja ada yang suka, pasti juga ada yang nggak. Oh ya, tentu saja beragam.
Secara kita adalah manusia Indonesia yang bersuku-suku dan berbeda kebudayaan
dari satu pulau ke pulau yang lain. Ngomong-ngomong tentang pulau nih, aku
pingin banget deh bisa ke pulau yang terdapat di sana sungai kapuas. Bisakah
aku ke sana? Teman-teman bantu doa yaa? Hehe...
Oh iya, ceritaku ini tentang cerita
kita. Kenapa cerita kita ? Kenapa bukan ceritaku? Ya, tentu sajalah teman.
Soalnya ini tentang buku-buku antologi
cerita, esai, dan puisiku dengan teman-teman di penerbit indie maupun mayor.
Lumayanlah untuk pengalaman dan berlatih kepenulisan di event-event gratisannya
para penerbit. Dengan ikut event nulis kita jadi tahu bahwa karya-karya kita
layak buat dibaca sama banyak orang. Siapa yang tertarik hayow punya buku
?Nulis buku, terus diterbitin? Teman-teman mesti ada juga yang pingin bingits.
Hehehe...
Teman-teman lebih bagus lagi jika,
teman mau buat buku sendiri terus dikirim ke penerbit. Syukur diterbitin dapat
royalti, bisa jadi malah bisa setenar Tere Liye. It’s so Wow guys ! Amazing.
Tepuk jidat buat kamu, eh tepuk tangan maksud inyong. Itu juga yang jadi
cita-citaku teman. Aku juga ingin bisa menulis Novel teman. Tapi seiring dengan
kesibukan semester tuaku, ada banyak hal yang menyita waktu. Jadi tetap tekad
itu masih ada, meski aksi belum juga nyata. Pukul jidat lagi. >.<
Ini dia teman antologi puisi
pertamaku. Antologi puisi ini pertama kali aku ikuti bersama teman satu kelasku
di kampus. Dan kami berdua berhasil jadi kontributor kepenulisan puisi. Awalnya
hanya iseng sih, tapi lama-lama jadi ketagihan menulis. Ga ada kata berhenti,
seperti pujangga amatir yang merenda-renda kata di setiap suasana, galau,
susah, senang, bahagia bingit dan takjub pada ciptaan-Nya. Amazing first book
booo. J
Selang
beberapa bulan kemudian, aku menulis dan mengikutkan tulisanku dalam lomba
menulis esai teman. Di penerbit yang sama, aku lolos jadi kontributor. Yah,
meski belum juara sih tapi seneng esaiku dihargai. Dan terbitlah dua buku
antologi esaiku berikut ini :
Teman-teman.
Pasti teman-teman yang jago nulis sudah lebih banyak lagi ya karya-karya yang
diterbitkan ya? Wah aku ikut senang dech, J
di sini aku masih pemula. Menyenangkan juga rasanya. Beralih dari senang ke
haru maupun galau, aku pun mengikuti event kepenulisan cerpen teman. Ini
antologi cerpen pertamaku.
Aku
hanya mengungkapkan rasa dan asaku melalui kisah-kisahku teman, selebihnya
imajinasi yang aku mengharapkan keberkahan bagi teman-teman yang membacanya.
Terinspirasi, termotivasi dan mengubah kesedihan teman-teman menjadi bahagia
yang tak terkira. Bahwa hidup harus tetap berjalan, berjuang dan bertahan
adalah jurus jitu menjadikan hidup ini layak untuk diperjuangkan.
Eh,
teman. Ada lagi ini, antologi buat mengkritisi para koruptor. Kumpulan puisiku
ini teruntuk pak pejabat, bersama teman yang lain dalam sebuah buku syahdu,
mengaharu biru, menyuarakan asa, kecewa dan pinta agar mereka berhenti KKN.
Biarlah mahasiswa saja yang KKN (kuliah kerja nyata) pak, bapak jangan ikutan
donk. KKN yang negetif pula haft . :3 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Na loh.
Huuuu.....
Nah,
dari pejabat sampai juga aku pada event yang mengharuskan bersenandung haru
biru, hehe. Ini dia edisi teruntuk sang epunya telapak kaki dimana di bawah
kakinya ada surga, eh jangan salah kaprah ya teman memahaminya. Karena ibulah
yang dengan susah payah selama sembilan bulan mengandung kita, menyusui kita
dan merawat kita dengan penuh kasih sayang. Jadi pantas saja jika dia perlu
kita sayangi dan hormati. Teruntuk Mamakku di kampung, I LOVE YOU Mak, you’re
the best mother. Puisi untuk mamakku.
No comments:
Post a Comment