Kala itu, saat semuanya terlihat salah di mataku, di matanya dan di mata mereka. Egoku yang meninggi di usia mudaku, dan di sana aku masih berusaha meraih dewasaku.
Akulah saudara muda,
dengan segenap harap mengiba.
Akan maaf pada saudara tua,
dengan begitu aku merdeka.
Akulah secercah sinar,
mungkin ayahku berharap begitu ketika menamaiku.
Akankah aku akan tetap benderang,
seperti harapan ayahku.
Kala itu, saat aku memutuskan menyudahi egoku. Berusaha mengalah dengan keadaanku, demi impianku. Akulah saudara muda, yang masih harus mengakui bahwa yang lebih tualah yang harus dijunjung tinggi. Tiada kata tidak, aku mengalah.
Akulah sang adik,
biarlah aku menjadi adik yang baik.
Dengan begitu aku akan merdeka,
dari salah dan luka.
Akulah sang adik,
berharap kasih sang saudara tua.
Inilah damaiku,
atas segala maafmu.
No comments:
Post a Comment