Thursday, 26 February 2015

Masihkah Ada ?

bolehkah aku menangis ?

atau bolehkah aku menengadah pada langit, hingga tak ada yang menyeka air mataku yg menetes.


kenapa? jika kau tanya, akankah aku akan mengulangi kesalahan yang sama?

layaknya keledai yang terperosok di lubang kelinci di atas bukit, yang selalu terperosok di lubang-lubang kelinci.


kenapa?

tentu saja. karena keledai itu berlari tanpa henti, dia tiada melihat ke bawah, pandangan matanya hanya fokus ke depan, melihat tempat yang menjadi tujuannya. sementara begitu banyak lubang kelinci di atas bukit sana.


masihkah ada ? adakah maaf itu untuk keledai ini, yang tak mampu menahan kata-kata piciknya, yang selalu menuruti segenap idi di atas super egonya.


adakah maaf itu untuknya?

masihkah ada?


 

No comments:

Post a Comment