Thursday, 26 February 2015

Ga Peka

"Due motor ki kaya nggone bapak iki !" Kata Pak Wi di parkiran motor depan sekolah, saat aku terburu-buru kemarin siang, yah meskipun dengan buru-buru pun aku tetap tertinggal atau ditinggal malahan.

Sontak aku mengarahkan pandanganku pada motor Pak Wi. Batapa takjubnya aku melihat motor matic merah beliau yang kinclong, cling, seperti baru. :D Kemudian aku mengalihkan mukaku yang tersenyum kecut ke arah kuda merah putih, hitam. "Oh betapa kotornya dikau ya kuda, betapa malasnya juraganmu memandikanmu, merawatmu.

Dan aku pun menimpali pak Wi, "Ga sempat e Pak." Hehehe... :D Tancap gas, kabur.


Dari kisah di atas, mungkin aku bukan satu-satunya orang yang selalu peka. Jika orang lain mengatakan aku ga peka, bisa jadi aku hanya akan menjawabnya, iya itu aku.

Tapi, bila aku tak peka apakah kamu masih perduli dengan aku ? Masih perduli untuk mencelaku demi kebaikanku, ataukah kamu akan mengabaikan aku, membiarkan aku dengan sifat ga pekaku ini ?

Terima kasih bapak sudah ingatkan aku, ya. Terima kasih, ini kurangku. Aku ga peka. Dan akhirnya hari ini aku membawamu ke salon wahai kuda merah, putih, hitam. Terima kasih sudah membawaku ke sana kemari, :-) Maafkan aku yang ga peka, hingga orang lain yang mengatakannya bahwa kau butuh perawatanku.

No comments:

Post a Comment