"Due motor ki kaya nggone bapak iki !" Kata Pak Wi di parkiran motor
depan sekolah, saat aku terburu-buru kemarin siang, yah meskipun dengan
buru-buru pun aku tetap tertinggal atau ditinggal malahan.
Sontak
aku mengarahkan pandanganku pada motor Pak Wi. Batapa takjubnya aku
melihat motor matic merah beliau yang kinclong, cling, seperti baru. :D
Kemudian aku mengalihkan mukaku yang tersenyum kecut ke arah kuda merah
putih, hitam. "Oh betapa kotornya dikau ya kuda, betapa malasnya
juraganmu memandikanmu, merawatmu.
Dan aku pun menimpali pak Wi, "Ga sempat e Pak." Hehehe... :D Tancap gas, kabur.
Dari
kisah di atas, mungkin aku bukan satu-satunya orang yang selalu peka.
Jika orang lain mengatakan aku ga peka, bisa jadi aku hanya akan
menjawabnya, iya itu aku.
Tapi, bila aku tak peka apakah
kamu masih perduli dengan aku ? Masih perduli untuk mencelaku demi
kebaikanku, ataukah kamu akan mengabaikan aku, membiarkan aku dengan
sifat ga pekaku ini ?
Terima kasih bapak sudah ingatkan
aku, ya. Terima kasih, ini kurangku. Aku ga peka. Dan akhirnya hari ini
aku membawamu ke salon wahai kuda merah, putih, hitam. Terima kasih
sudah membawaku ke sana kemari, :-) Maafkan aku yang ga peka, hingga
orang lain yang mengatakannya bahwa kau butuh perawatanku.
No comments:
Post a Comment