NEGERI GADO-GADO
“Kentang, telur, sayuran, sambal kacang, timun, tomat, dan nasi lontong berpadu menjadi menjadi makan
lezat”
Elok nian pemandangan pagi saat sang surya mulai bergegas dan beraksi
tunjukan kepiawaiaannya memukau penduduk negeri menikmati indahnya bumi pertiwi
dengan cahayanya. Suara ayam berkokok bertanda saatnya memulai bekerja dan tak
pernah lupa selalu berdoa pada sang Maha Kuasa. Sang petani berangkat ke sawah
dengan cangkulnya.
Para
saudagar menggendong dan memikul dagangannya menuju pasar di pagi subuh. Riuh
suara orang-orang di pasar bertanda rezeki harus dicari dan dibagi. Beralih ke
daerah pesisir, dikala pagi para nelayan telah kembali dengan kapal sekaligus
ikan-ikan yang ditangkapnya. Beraneka ragam penduduk dan mata pencaharian yang
mewarnai negeri nan indah ini.
Sang punjangga mulai bangun di kala
subuh. Latunkan asma Tuhannya dan mulai bersyair. Saat itulah sang pejabat
melaju kencang di tengah kota memburu waktu sampai di kantornya, dengan sejuta
harap tak akan berjumpa merahnya lampu lalu lintas dan mengesotnya mobil ketika
dilanda macet. Lain lagi dengan anak sekolah yang pagi harinya hendak melaksankan
ujian nasional, mereka bergegas bangun di sepertiga malam terakhir dan berdoa
akan nilai yang bagus sekali dan lulus dengan selamat dari momok yang ditakuti seluruh
anak sekolah di negeri ini.
Lalu bagaimana dengan kabar sang dukun santet, peramal dan pencari
rizki dengan jalan yang telalu ekstrem? Tentu saja mereka masih bingung
mimikirkan cara agar mereka cepat kaya dengan instan. Dan pola pikir mereka
nampaknya telah menjalar pada para pejabat kita saat ini. Budaya baru dan
membudaya sekali, yakni budaya KORUPSI. Budaya instan para pejabat untuk kaya,
merangkak naik popularitasnya di era globalisasi ini. Andai saja pejabat tidak
korupsi yang berjaya adalah para dukun. Tanya kenapa? Ya, tentu saja mereka
laris manis dimintai tolong untuk bisa memberikan resep memelihara tuyul,
seperti yang populer di masa lalu saat nenek moyang kita baru saja percaya
dengan namanya ruh alias animisme. Tapi saat ini zaman telah maju, aneka
kepercayaan hampir terkikis habis kecuali para dukun itu sendiri. Semua serba
modern dan tidak mungkin lagi untuk percaya tahayul dan segala persyaratan yang
dibutuhkan untuk mendadak kaya dengan jalan tidak masuk akal seperti itu.
Breaking news humorous.
KPK kembali lagi membawa lari pejabat dari tempat tidurnya yang empuk menuju
penginapan gratis dikarenakan pejabat tertangkap basah menimbun uang di bawah
bantal tempat tidur layaknya tuan crab sang majikan spongebob dalam film kartun
anak-anak itu. Proyek hambalang, simulator SIM, pengadaan kitab Al Qur’an dan
setumpuk proyek yang disertai dengan uang “beroli” itu, mendaratkan penjual oli
menuju penginapan gratisnya. Sudah tidak bisa mengelak kemanapun juga, bukti
terlalu kuat untuk berkelit. Hanya satu yang harus mereka pertanggungjawabkan.
Dimana moral anda sebagai pejabat? Sudah kaya raya kok masih korupsi juga.
Rakyat pun merana dan kecewa.
Beralih dari sumber daya manusia tersebut di atas. Tentu saja akan
dapat kita ketahui bahwa Indonesia berisi berbagai manusia dengan beragam
tabiat dan mata pencaharian. Sumber daya manusia yang selalu berusaha move
on dari kekurangan dan melaju dengan merangkak bahkan melaju kencang
sekencang kuda perang yang setiap lapar memakan rumput di jalan milik orang
alias mencuri uang yang bukan haknya yang lebih dikenal dengan nama populer
KORUPSI. Alih-alih semua itu dilakukan untuk menuju kesejahteraan dan kebahagiaan
semata.Realitanya, sumber daya manusia Indonesia saat ini masih berusaha untuk
sejahtera meski ukuran sejahtera itu belum diketahui satuaannya layaknya 2,5
kilogram untuk berzakat bagi manusia yang dikatakan sejahtera menurut islam.
Beralih dari sumber daya manusia Indonesia, sumber daya alam negara
Indonesia tidak pernah diragukan lagi kekayaannya yang penuh dengan keindahan
untuk dikelola dan dijadikan objek wisata. Salah satunya adalah pulau bali.
Siapa yang yang tidak mengenal pulau Bali? Bali dan segala aktivitas padatnya
di setiap hari yang dikelilingi oleh para turis dan budaya daerah yang tiada
henti dilestarikan. Budaya agama Hindu yang masih kental sekali di pulau Bali
menjadai daya tarik tersendiri bagi para wisatawan selain pantai yang ada di
sana. Pantai di pulau dewata pun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan
baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Panorama indah pulau dewata ketika
senja, dimana sang surya mulai beranjak pulang ke tempat istirahatnya. Saat
itulah sang surya menampakan indahnya pemandangan di pantai kuta di kala senja.
Ombak yang berlarian menggugah sang olahragawan untuk melakukan driving,
snorkling, dan bersuka ria bermain ombak di pantai. Para turis manca seolah
tiada ingin beranjak dari pulau itu untuk kembali pulang ke negara mereka. Kebiasaan
wisatawan asing untuk berjemur di pantai saat matahari terik menjadikan mereka
tiada bosan untuk berkunjung kembali ke pulau Bali.
Kota budaya, kota pendidikan dan kota sang raja. Dimakah itu ? Ya,
tentu saja kota Yogyakarta. Kota dimana budaya jawa sangat kental sekali
dilestarikan. Kota dimana setiap pelajar menuntut ilmu dan belajar. Terlebih
kota Yogyakarta memiliki beberapa kabupaten yang memiliki panorama pantai,
yakni pantai parangtritis yang berada di Kabupaten Bantul.Desa kerajian gerabah
yang berada di Kasongan Kabupaten Bantul, kemudian candi peninggalan kerajaan
di masa lalu yakni Candi Prambanan di Kabupaten Sleman. Makanan khas pun tidak
pernah dilupakan, yakni gudeg jogja. Dengan kekayaan yang dimiliki, wisatawan
akan tertarik menuju negara Indonesia untuk berwisata. Kota Jogja menjadi salah
satu kekayaan alam Indonesia yang menarik bagi para wisatawan untuk berwisata.
Berawal dari kekayaan alam yang melimpah manusia Indonesia berusaha
untuk maju. Budaya yang berbeda, bahasa dengan logat berbeda, serta kekayaan
alam yang dimiliki setiap daerah pun berbeda pula. Berbeda itu indah, dan pada
kenyataannya banyak para wisatawan asing yang mempelajari bahasa daerah,
kebudayaan daerah dari Indonesia yang berbeda-beda itu. Semboyan Bhineka
Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua masih melekat
di hati masing-masing manusia Indonesia. Dengan kekayaan sumber daya alam yang
dimiliki tiada pernah saling mengucilkan satu daerah dengan daerah yang lain.
Toleransi dijunjung tinggi untuk selalu bersatu dalam keperbedaan.
Masih rendahnya sumber daya manusia Indonesia masih menjadi
halangan untuk bisa maju melesat bak roket menuju angkasa. Banyaknya pejabat
yang tertangkap basah melakukan korupsi menjadikan negeri ini menjadi lamban
untuk maju. Bagaimana tidak? Uang yang dikorupsi itu bisa disalurkan untuk
pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan, karena nominal yang mereka korupsi
itu tidak hanya jutaan bahkan triliyunan rupiah. Bukankah para pejabat itu
adalah orang yang secara intelektual dinyatakan sebagi orang yang intelek?
Bahkan tidak mungkin orang yang bodoh berada di kursi pemerintahan. Hanya saja
pintar yang tidak disertai dengan iman yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa
akan merusak peradaban. Mereka percaya akan Tuhan tetapi lupa jika sudah
berurusan dengan uang.
Membenahi diri sangatlah penting. Jika bagi anak sekolah ditanamkan
pendidikan karakter dengan latar belakang dekandensi moral di kalangan belajar
yakni suka tawuran, dan kenakalan remaja yang lainnya. Kenapa tidak ada
pendidikan karakter bagi para pejabat yang sudah jelas dekandensi moral mereka
begitu santer diberitakan media massa bahkan bergiliran dari satu pejabat ke
pejabat yang lain yang notabene menerima kucuran dana uang haram. Harusnya
pendidikan karakter itu juga diperuntukan bagi para pejabat di negeri ini.
Manusia adalah tempatnya lupa dan dosa. Setiap manusia beragama
harusnya sadar akan perbuatan mereka yang disaksikan oleh Tuhannya. Keyakinan
beragama yang kuat harusnya membimbing mereka untuk selalu mawas diri dalam
bertindak. Tindakan korupsi merupakan tindakan tercela yang setiap ajaran agama
apa pun pasti akan melarang perbuatan tersebut. Pendidikan karakter melalui workshop,
atau pengajian bagi pejabat muslim, siraman rohani bagi umat kristani yang
pada akhirnya para pejabat selalu ingat kepada Tuhannya sehingga perbuatan
tidak terpuji itu pun urung untuk dilakukan. Kemudian manusia Indonesia menjadi
lebih bersemangat dalam memajukan negeri sendiri, bukan memiskinkan negeri
sendiri.
Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam, tapi
sayang sumber daya manusia yang ada belum mampu memaksimalkan pengolahan
kekayaan sumber daya alam tersebut. Band ternama yakni Koes plus
mengatakan dalam lagu berjudul “Kolam Susu” yang liriknya berbunyi “orang
bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. orang bilang
tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” . Dari lirik
lagu Koes plus tersebut betapa bangganya kita tinggal di negeri tanah surga
ini, tongkat dan kayu saja bisa menjadi tanaman dan tanaman tersebut dapat
menghidupi. Kekayaan alam Indonesia yang begitu membanggakan bagi penghuninya
itu tinggallah dikelola dengan sebaik-baikya. Dari batu bara, minyak bumi,
kekayaan laut dan segala macam tanaman yang tumbuh di negeri ini menjadikan
negeri ini kaya.
Kekayaan alam yang tidak tidak diimbangi dengan kepiawaian sumber
daya manusia untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki tersebut sangatlah tidak
seimbang. Berada di negeri yang kaya akan tetapi belum mampu memaksimalkan
potensinya sendiri. Membenahi diri dan terus berusaha meningkatkan mutu sumber
daya manusia harus selalu dilakukan. Negeri ini adalah negeri gado-gado, negeri
yang terdiri dari sayur mayur, kentang,timun, tomat telur, sambal kacang, kemudian nasi lontong, dan
semuanya saling memberi rasa dan kontribusi hingga makanan tersebut disebut
dengan gado-gado yang lezat. Bagaimana dengan negeri ini? Negeri ini memiliki
beraneka ragam budaya, ras, agama, bahasa, kekayaan alam yang melimpah dan
sumber daya manusia yang diharapkan akan lebik produktif memksimalkan kekayaan
alam yang ada itu. Satu sama lain memberikan kontribusi dalam kebersamaan dalam
naungan negara Republik Indonesia untuk memajukan negeri tanah surga ini
menjadi lebih maju dan mampu menyingkirkan budaya memiskinkan negeri sendiri
menuju kesejahteraan abadi sesuai amanat pembukaan UUD 1945 alinea IV. Negeri
gado-gado, meski berbeda akan tetapi memiliki tujuan yang sama yakni
menciptakan kemajuan dan kesejahteraan bagi penduduknya. Semoga dengan semangat
anti korupsi dan cinta negeri sendiri dengan mengoptimalkan potensi yang ada,
serta meningkatkan mutu sumber daya manusia, Indonesia akan menjadi maju dan
sejahtera di negeri tanah surga ini.
“Just Quote : excuse the pencil to speak”
Comments
Post a Comment